Melbourne (ANTARA) - Tim ilmuwan Australia berhasil mengembangkan film plastik alami berbahan gula dari limbah makanan yang dapat menggantikan plastik berbahan dasar minyak bumi, menawarkan material alternatif baru yang bisa digunakan dalam industri makanan maupun pertanian dan dapat dibuat menjadi kompos.
Penelitian yang dipimpin oleh Universitas Monash Australia (MON) itu menyoroti potensi jenis plastik biodegradable baru yang dibuat dengan mengubah gula dalam limbah makanan menjadi biopolimer polihidroksialkanoat (PHA), sebut pernyataan MON yang dirilis pada Jumat.
"Penelitian ini menunjukkan bagaimana limbah makanan dapat diubah menjadi selaput film ultratipis yang berkelanjutan dan dapat terurai menjadi kompos, dengan sifat yang dapat disesuaikan," kata Edward Attenborough dari Fakultas Teknik Kimia dan Biologi MON.
Dengan memilih galur-galur bakteri yang berbeda dan mencampurkan polimer mereka, paraILMUWA peneliti berhasil memproduksi film yang menyerupai plastik konvensional dan dapat dicetak menjadi bentuk lain atau benda padat.
Dikarenakan produksi plastik global telah melampaui 400 juta ton setiap tahunnya, yang sebagian besar merupakan plastik sekali pakai, penelitian itu menyediakan kerangka kerja untuk merancang bioplastik untuk kemasan yang peka terhadap suhu, film medis, dan produk lainnya guna mengatasi tantangan global dari limbah plastik sekali pakai, ungkap pernyataan tersebut.
Para peneliti memberi makan dua jenis bakteri yang hidup di tanah, yakni Cupriavidus necator dan Pseudomonas putida, dengan asupan gula seimbang disertai campuran yang tepat dari garam, nutrien, dan elemen kelumit (trace element), ungkap penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Inggris Microbial Cell Factories tersebut.
Setelah mikroba-mikroba tersebut menghasilkan material plastik di dalam selnya, para peneliti kemudian mengekstrak dan mencetaknya menjadi film ultratipis setebal sekitar 20 mikron. Mereka lalu menguji elastisitas, kekuatan serta karakteristiknya saat dipanaskan hingga meleleh.
"Sifat PHA yang serbaguna memungkinkan kita mengubah material yang kita andalkan setiap hari tanpa harus mengorbankan lingkungan seperti jika menggunakan plastik konvensional," ujar Attenborough, seraya menekankan bahwa temuan tersebut dapat membuka peluang bagi alternatif kemasan baru yang berkelanjutan, terutama jika kemasan tersebut dapat diubah menjadi kompos bersama limbah makanan atau pertanian.
Para peneliti mengungkapkan bahwa mereka sedang bekerja sama dengan mitra-mitra industri untuk mengembangkan kemasan biodegradable dan solusi medis dengan potensi aplikasi komersial.
Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.