Hasil penelitian OceanX disiapkan dukung kelola konservasi perairan RI

2 months ago 24
KI bersama BRIN, dan OceanX secara total meneliti 26 lokasi pada Leg-2, dan 9 lokasi di Leg-3

Jakarta (ANTARA) - Penelitian eksplorasi laut Indonesia OceanX Mission diproyeksikan dapat mendukung target pemerintah untuk mengelola kawasan Konservasi Perairan atau Marine Protected Area (MPA).

Dalam pernyataan di Jakarta, Selasa, Senior Ocean Program Advisor Konservasi Indonesia (KI) Victor Nikijuluw menjelaskan tim peneliti yang terdiri atas OceanX, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan KI sendiri mendiskusikan hasil temuan yang dilakukan dan menargetkan tiga keluaran utama dari hasil analisis yang sedang dilakukan, termasuk scientific paper sebagai kontribusi ilmiah memperkuat basis pengetahuan dalam sektor perikanan.

"Kedua, penyusunan dokumen kebijakan, baik dalam bentuk policy paper maupun policy brief, yang secara langsung ditujukan untuk mendukung pengambilan keputusan di tingkat nasional, khususnya oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sedangkan ketiga, hasil dari penelitian ini diharap dapat dikemas sebagai support scientific information untuk mendukung target Indonesia dalam visi MPA 30x45," ujar Victor dalam pertemuan di Bogor pada Selasa.

Baca juga: OceanX bantu Indonesia petakan potensi laut untuk manajemen perikanan

KI sendiri terlibat dalam penelitian laut yang dilakukan pada 2024 itu dalam untuk Leg-2 dan Leg-3 yakni di perairan Wilayah Pengelolaan dan Perikanan (WPP) 572, dengan cakupan area perairan Samudera Hindia sebelah Barat Sumatra dan Selat Sunda.

Salah satu capaian penting dalam proses ini, imbuh Victor, adalah tersusunnya draft reviu Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) untuk WPP 572 yang mencakup wilayah perairan barat Sumatera, pada dua bulan lalu. Draft tersebut telah disampaikan kepada Menteri KKP dan akan segera diaktifkan sebagai dasar kebijakan nasional.

KI bersama BRIN, dan OceanX secara total meneliti 26 lokasi pada Leg-2, dan 9 lokasi di Leg-3, kata Peneliti KI dan Senior Manager Blue Halo S Rian Prasetia.

Secara total, sweeping menggunakan Remotely Operated Vehicle (ROV) yang dilakukan mencakup area dari kedalaman 60 hingga 5.000 meter mulai dari zona mesofotik, mesopelagik, hingga batipelagik, yang secara total mencapai 26,25 kilometer. Fokus riset kala itu adalah memetakan kondisi komunitas bentik dan nekton yang termasuk kelompok ikan laut dalam, yang hingga kini masih minim data.

Baca juga: OceanX nilai Indonesia butuh sensor bawah laut untuk mitigasi tsunami

Meskipun analisis menyeluruh masih berlangsung beberapa temuan awal sudah mulai menunjukkan potensi penting kawasan itu, baik dari segi ekologi maupun perikanan.

"Dari 35 lokasi yang ditemukan itu ada sekitar sembilan lokasi yang memiliki kelimpahan tinggi. Tapi menariknya ini semuanya ada di kedalaman mesopelagik yaitu sekitar 150 hingga 1000 meter. Lokasi-lokasinya itu ada di sebelah Selatan perairan Nias, Pulau Siberut, hingga daratan Sumatra, dan temuan di wilayah ini adalah teripang yang melimpah," jelas Rian.

Meski fokus penelitian dilakukan di laut dalam, namun ada juga penelitian yang dilakukan di daratan. Ketua Kelompok Riset Biodiversitas Spesies Endemik Fauna Akuatik BRIN, Gunawan Muhammad, mencontohkan penelitian yang dilakukan timnya dalam mempelajari struktur populasi dari tiga spesies tuna, yaitu yellow fin tuna, skip jack tuna, dan mackarel tuna di perairan Sumatra.

Dia memastikan riset genetika populasi dalam ekspedisi OceanX ini punya peranan yang sangat penting dalam penyusunan MPA.

"Jika ternyata disimpulkan bahwa mereka berasal dari populasi yang sama, maka manajemen MPA dapat disamakan di semua wilayah MPA. Data yang kami hasilkan ini nantinya akan membantu pemerintah dalam menyusun kebijakan di MPA itu sendiri," katanya.

Baca juga: Peneliti OceanX temukan rangkaian gunung bawah laut Indonesia

Baca juga: Indonesia optimistis mampu kurangi 70 persen sampah plastik di laut

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |