Harimau sumatera terperangkap jerat di Tebo terancam diamputasi 

3 months ago 10

Jambi (ANTARA) - Seekor harimau sumatera (Phantera tigris Sumaterae) jenis kelamin jantan yang terperangkap jerat di dalam kawasan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Bungo Pandan, Desa Suo-Suo, Kecamatan Masumai, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, salah satu kakinya terancam diamputasi.

"Lukanya cukup serius dan sudah terinfeksi, karena sudah terjerat selama 3-4 hari dan ketika dibawa ke tempat perawatan kondisi harimau berusia enam tahun itu sedang demam tinggi," kata Kepala BKSDA Jambi Agung Nugroho di Jambi, Rabu.

Ia mengatakan, lilitan jerat sampai menembus tulang kaki sebelah kiri bagian depan. Akibatnya aliran darah terhenti menyebabkan jari-jari kaki satwa dilindungi tersebut putus dan penyelamatan harimau berlangsung dramatis, harus menggunakan alat berat untuk membuka celah semak-semak, tempat harimau terperangkap jerat.

Setelah dibersihkan dengan alat berat, petugas lapangan baru bisa menembakkan bius ke tubuh harimau tersebut.

Baca juga: Kemenhut umumkan kelahiran dua Harimau Sumatera "Nunuk" dan "Ninik"

Agung menyebutkan, setelah dokter melakukan pemeriksaan awal, harimau jantan itu langsung dibawa ke Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) BKSDA Jambi. Saat ini, dokter dan petugas medis BKSDA Jambi tengah berupaya melakukan penanganan, agar infeksi tidak parah dan memperburuk terhadap kualitas kesehatan harimau.

"Opsi amputasi sangat terbuka, namun dokter tengah melakukan upaya agar kemungkinan buruk itu tidak terjadi dan apabila harus dilakukan amputasi, tentu harimau akan kesulitan untuk bisa bertahan di alam liar, apalagi individu ini jantan yang secara alami sangat teritorial.

"Kita berusaha agar harimau tetap bisa survive dan keluar dari zona kritis, meskipun kemungkinan untuk kembali normal akan sulit," katanya.

Saat ini populasi harimau Sumatera di alam liar jumlahnya terus mengalami penurunan akibat penyempitan habitat dan konflik dengan manusia. Penetapan status harimau menjadi satwa dilindungi karena statusnya terancam punah, belum berhasil menghentikan kasus-kasus kematian harimau.

Menurut data BKSDA Jambi 2024, populasi harimau tersisa 183 ekor, dari jumlah itu tersebar di Taman Nasional Kerinci Seblat sekitar 150 ekor, Taman Nasional Berbak Sembilang (TNBS) ada 25 ekor dan sisanya di tempat lain.

Baca juga: BKSDA tangani interaksi negatif harimau pemangsa sapi di Aceh Timur

Pewarta: Nanang Mairiadi/Agus Suprayitno
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |