Gulkarmat DKI: 116 kasus kebakaran di 2025 bisa diatasi masyarakat

4 hours ago 3
penanganan kebakaran oleh masyarakat dengan memakai APAR lebih efektif

Jakarta (ANTARA) - Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta mencatat sebanyak 116 kasus dari 526 kejadian kebakaran di Jakarta bisa diatasi sendiri oleh masyarakat menggunakan alat pemadam api ringan (APAR).

"Penanganan kebakaran itu berhasilnya tatkala masyarakat bisa memadamkannya sehingga konsekuensi dan kerugian yang ditimbulkan kebakaran itu relatif kecil," kata Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, Saepuloh di Jakarta, Selasa, dalam acara "Cegah Kebakaran Mulai dari Rumah: GEMPAR, Aksi Nyata Punya APAR!".

Baca juga: Gulkarmat Jaksel gencarkan edukasi ke masyarakat agar miliki APAR

Saepuloh menjelaskan penanganan kebakaran oleh masyarakat dengan memakai APAR lebih efektif, maka ini kemudian dijadikan bagian program 100 hari kerja Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno.

"Pilot project (proyek contoh) ada di Jakarta Selatan pada tahun 2025, sehingga di seluruh Jakarta untuk penerapan Gempar terealisasi nantinya dengan terbitnya Instruksi Gubernur (Ingub) tentang 'Gerakan Masyarakat punya APAR'," kata Saepuloh.

Ingub tersebut berisi instruksi pada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan imbauan pada masyarakat untuk memiliki APAR di rumah masing-masing untuk penanganan awal kebakaran.

Baca juga: Gulkarmat: Program "gempar" perlu didukung untuk mitigasi kebakaran

Pengadaan APAR ini bisa dilakukan secara mandiri.

"Mudah-mudahan (Ingub terkait apar) dalam waktu dekat segera disahkan. Jakarta memiliki 30 ribuan RT. Kalau target kami, sekitar 60 ribuan APAR tersedia," ujar Saepuloh.

Adapun terkait risiko kebakaran di Jakarta, data spasial risiko kebakaran dari Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta menyatakan sebanyak 1,2 persen dari wilayah DKI Jakarta memiliki risiko kebakaran yang sangat tinggi.

Tingkat risiko kebakaran sangat tinggi ini tersebar banyak di Jakarta Barat terutama Kecamatan Tambora dan Taman Sari, lalu di Jakarta Pusat yakni Kecamatan Tanah Abang dan Johar Baru, serta di Jakarta Selatan yaitu di Kecamatan Kebayoran Baru dan Cilandak.

Baca juga: Warga Jakarta diimbau miliki APAR untuk atasi kebakaran di rumahnya

Sementara Jakarta Timur dan Utara tercatat memiliki risiko tingkat kebakaran relatif rendah.

Data tersebut berdasarkan gabungan dari data tingkat kepadatan jaringan listrik, kepadatan jaringan jalan, kepadatan penduduk dan infrastruktur.

Dalam kesempatan itu, Sekretaris Relawan Pemadam Kebakaran Kelurahan Palmerah, Jakarta, Maman Suherman berpendapat relawan kebakaran memiliki andil dalam pencegahan risiko kebakaran, setidaknya ini terjadi di Kelurahan Palmerah.

Maman mengatakan relawan berusaha menekan kejadian kebakaran melalui pemberian edukasi pada masyarakat terkait bahaya kebakaran dan pelatihan rutin pencegahan kebakaran.

"Setiap bulan dilakukan sosialisasi pada masyarakat sekaligus pelatihan yang didampingi Dinas Gulkarmat," katanya.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |