Gubernur Sumut lakukan percepatan eliminasi TBC

1 month ago 11

Medan (ANTARA) - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution berkomitmen melakukan percepatan penanganan dan eliminasi tuberkulosis (TBC) di provinsi tersebut.

"Saya dengan tujuh gubernur lainnya berkomitmen kuat untuk mengeliminasi TBC," ucap Bobby usai menghadiri forum delapan gubernur penuntasan tuberkulosis di Kementerian Dalam Negeri, dalam keterangan tertulis di Medan, Selasa.

Menurut dia, percepatan penanganan dan eliminasi TBC ini diwujudkan melalui penandatanganan Komitmen Percepatan Tercapainya Eliminasi Tuberkulosis di Indonesia.

Ada delapan provinsi melakukan penandatanganan komitmen bersama, yaitu Sumatera Utara, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.

Delapan provinsi itu memiliki beban tertinggi dalam percepatan penanganan dan eliminasi kasus tuberkulosis di Indonesia.

"Tentu ini perlu kerja sama semua pihak, terutama bupati/wali kota se-Sumut agar penyelesaian yang kita lakukan bisa secara cepat dan masif," kata Bobby.

Adapun delapan komitmen ditandatangani oleh delapan gubernur dalam pengentasan TBC di Indonesia yang merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto.

Poin pertama, memasukkan indikator TBC ke rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), dan mengkoordinir kegiatan penanggulangan TBC.

Kemudian, peningkatan standar pelayanan minimal (SPM) TBC, menemukan kasus TBC, pendataan kasus TBC, pengobatan untuk pencegahan TBC, membuat kebijakan, dan mencapai target indikator.

Baca juga: Pemprov Sumut targetkan eliminasi TBC pada tahun 2028

"Dari komitmen tersebut ada target indikator yang harus kita capai, seperti menemukan kasus 90 persen, SPM 100 persen, kasus sensitif obat, kasus resisten obat, terapi pencegahan, dan lainnya," ujar Bobby.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumut pada Januari-Mei 2025 mencatat sebanyak 18.411 kasus TBC di Sumatera Utara, sementara pada 2024 terdapat 53.300 kasus TBC, dan jumlah kematian 1.841 orang.

"Ini bukan pekerjaan yang mudah. Jadi, harus kita kerjakan bersama dengan teliti dan cepat," tutur Bobby.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan, pihaknya akan terus memantau perkembangan penanganan kasus tuberkulosis di Indonesia.

Berdasarkan data Global Tuberculosis Report 2024, Indonesia berada di peringkat kedua kasus TBC, yakni 1.090.000 kasus dengan kematian sekitar 125.000 orang.

"Kalau di delapan provinsi ini bisa kita tekan, angkanya (kasus TBC di Indonesia, red) akan berkurang jauh. Jadi, siap-siap nanti akan kami tagih, pada waktu pertemuan selanjutnya," kata Tito.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, rata-rata kasus kematian TBC di Indonesia adalah dua orang dalam lima menit.

Oleh karena itu, lanjut dia, tugas utama dalam penanganan tuberkulosis adalah menemukan orang yang terinfeksi secepatnya.

Baca juga: Mendagri minta kepala daerah gunakan otoritas atasi persoalan TBC

"Sama seperti COVID-19, kita menemukan dahulu yang sakit siapa, agar tidak menular. Kalau tidak kita temukan, dia akan menular ke semua orang. Setelah itu, kita beri obat selama dua minggu agar tak menular dahulu dan dilanjutkan pengobatan enam bulan," kata Budi.

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |