Mataram (ANTARA) - Situasi terkini di Gedung DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pasca-dibakar dan dijarah massa mulai kondusif pada Sabtu sore.
Pantauan ANTARA di lokasi kejadian hingga pukul 16.00 Wita, sejumlah petugas pemadam kebakaran (damkar) dari Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram masih memadamkan api yang masih menyala di Gedung DPRD NTB.
Ada dua gedung yang dibakar massa aksi. Pertama, gedung utama DPRD yang sehari-hari dipakai rapat dan sidang paripurna habis dilalap api hingga menyisakan rangka di atapnya.
Kedua gedung Sekretariat DPRD yang sehari-hari dipakai oleh karyawan di DPRD NTB. Sejumlah, bagian gedung dewan porak poranda setelah dihancurkan dan dijarah dalam aksi demonstrasi yang berlangsung sejak pagi dan berakhir dengan pembakaran gedung dewan.
Baca juga: Dikbud NTB larang pelajar ikut unjuk rasa
Asap masih terlihat mengepul dari gedung yang terbakar. Sementara mahasiswa yang menggelar unjuk rasa berangsur-angsur telah meninggalkan kantor DPRD NTB.
Jalan Udayana yang sempat ditutup oleh petugas sudah dibuka kembali. Gedung dewan yang terbakar ramai menjadi tontonan warga. Sementara aparat kepolisan dan TNI terlihat masih berada di depan gedung DPRD NTB.
Aksi demonstrasi menolak tunjangan gaji anggota dewan dan solidaritas terhadap almarhum Affan Kurniawan, pengemudi ojek online (ojol) yang meninggal dunia dalam aksi unjuk rasa di Jakarta pada Kamis (28/8), berlangsung rusuh di Gedung DPRD NTB.
Selain bentrok dengan aparat kepolisian, massa aksi yang sebagian besar merupakan mahasiswa dan pelajar serta masyarakat itu juga membakar Gedung Rakyat Udayana.
Baca juga: Kunjungi keluarga Affan, Puan minta maaf & janji evaluasi kinerja DPR
Ditemui di Gedung DPRD NTB, Komandan Pleton II Pemadam Kebakaran (Damkar) Pemkot Mataram Lalu Satriawan mengatakan pihaknya menerjunkan lima mobil/truk pemadam untuk mengatasi kobaran api yang melahap dua gedung DPRD NTB.
"Kami mengerahkan 5 unit kendaraan dan 23 personel untuk memadamkan api," katanya.
Menurutnya, api sudah berhasil dipadamkan. Meski demikian pihaknya meminta petugas lain yang ada dilokasi untuk tidak mendekat. Karena cukup berbahaya kalau berada di sekitar puing-puing gedung yang sudah terbakar.
"Kami tetap semprotkan air untuk pendinginan, karena di dalam masih hawanya panas, sisa kebakaran," katanya.
Baca juga: Gedung DPRD Kabupaten Cirebon jadi sasaran amuk massa aksi unjuk rasa
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































