Forum internasional soroti kecerdasan digital

1 hour ago 2

Beijing (ANTARA) - Para pakar dan akademisi global pada Jumat (7/11) berkumpul dalam sebuah forum di Beijing untuk mengeksplorasi peran kecerdasan digital sebagai penggerak penting kemakmuran bersama umat manusia.

"Lebih dari sebelumnya, kita perlu menegaskan kembali nilai kerja sama lintas perbatasan, dan bekerja bersama guna memandu teknologi untuk melayani kemakmuran bersama umat manusia di seluruh dunia," kata Presiden Universitas Peking (Peking University/PKU) China Gong Qihuang dalam pidatonya pada upacara pembukaan Forum Beijing 2025.

Menurut dia, di era digital, inovasi teknologi dan kreasi cerdas seharusnya berfungsi sebagai alat untuk memperkuat pertukaran lintas peradaban.

Mengusung tema "Koeksistensi Peradaban di Era Kecerdasan Digital" (Civilizational Coexistence in the Age of Digital Intelligence), forum yang berlangsung selama tiga hari itu mempertemukan lebih dari 400 pakar dan akademisi dari 36 lebih negara dan kawasan.

Sebanyak 16 sesi sampingan akan digelar untuk membahas dampak kecerdasan digital, terutama kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), di berbagai bidang seperti tata kelola global, pembangunan sosial, transformasi industri, pendidikan, dan layanan kesehatan.

"Saya kira kemungkinan yang diciptakan AI untuk meningkatkan standar hidup masyarakat sangat besar," kata Wakil Rektor New York University Shanghai Jeffrey Lehman.

Dia juga menekankan bahwa potensi AI dalam mendorong kemajuan yang setara di bidang kesehatan dan pertanian, terutama di negara-negara berkembang.

Dalam hal tantangan persaingan AI global, para pakar yang hadir menyampaikan lebih banyak harapan daripada kekhawatiran.

"Kolaborasi multilateral dalam teknologi terobosan (frontier) seperti AI sangatlah penting," ujar mantan menteri luar negeri Korea Selatan Park Jin.

Dia menuturkan bahwa jika dimanfaatkan dengan bijak, AI dapat memberikan lebih banyak solusi kreatif untuk menyingkirkan rivalitas dan membangun kepercayaan.

Park juga menyoroti signifikansi China dalam upaya global untuk memajukan kecerdasan digital.

"China, dengan kolam talenta terbaik, sumber daya data yang melimpah, dan pasar yang dinamis, memainkan peranan utama," ujarnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, China memberikan perhatian besar pada kecerdasan digital untuk pembangunan nasional.

Bulan lalu, kepemimpinan Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) memasukkan percepatan teknologi digital dan pintar, serta kemajuan Inisiatif China Digital (Digital China Initiative), dalam rekomendasi mereka untuk merumuskan Rencana Lima Tahun ke-15 (2026-2030) negara tersebut bagi pembangunan ekonomi dan sosial.

"Dengan pasar yang efisien, sistem industri yang lengkap, dan pemerintah yang berfungsi dengan baik, China memiliki keunggulan besar dalam inovasi digital," ujar Justin Lin Yifu, dekan Institut Ekonomi Struktural Baru (Institute of New Structural Economics) di Universitas Peking yang juga mantan kepala ekonom Bank Dunia.

Lin mengatakan keunggulan China dalam kecerdasan digital tidak hanya akan menguntungkan mereka sendiri.

"Negara-negara berkembang lainnya dapat dengan mudah menerapkan teknologi sumber terbuka dan inovatifnya dengan biaya lebih rendah dan risiko yang lebih kecil, memberikan peluang besar bagi kemakmuran bersama seluruh dunia," ujarnya.

Diselenggarakan bersama oleh Universitas Peking, Komisi Pendidikan Kota Beijing, dan Institut Chey untuk Studi Lanjutan (Chey Institute for Advanced Studies), forum tahunan ini telah menarik lebih dari 7.000 tamu dan akademisi dari 80 lebih negara dan kawasan sejak 2004.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |