Poso, Sulteng (ANTARA) - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah (Sulteng) Prof Zainal Abidin mengatakan damai adalah pesan inti semua agama, sehingga toleransi menjadi kata kunci dalam merawat kerukunan.
"Toleransi bukan hanya sekedar diucapkan, tetapi harus dibarengi dengan tindakan dalam konteks menjaga hubungan sosial antarumat manusia," kata Zainal Abidin dalam kegiatan doa bersama lintas agama dan komunitas masyarakat menyambut Tahun Baru 2026 berlangsung di Mapolres Poso, Sabtu.
Zainal yang juga Rais Syuriyah PBNU. mengemukakan semua agama memiliki kesamaan ajaran yaitu damai, maka setiap agama tentu mengajarkan tentang kebaikan kepada umat masing-masing.
Ucapan salam misalnya, kata Zainal, setiap agama mulai dari Assalamualaikum dalam Islam, Shalom dalam Kristen, hingga Om Shanti Shanti Shanti Om dalam Hindu, semuanya bermuara pada doa untuk kedamaian dan kesejahteraan.
"Artinya, semua agama itu mengajarkan kedamaian di antara kita. Jika persamaan nilai seperti ini yang dikedepankan, saya yakin kehidupan beragama akan terbangun harmonis dan rukun," ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu
Baca juga: Presiden: Sambut Natal dengan semangat Indonesia yang damai dan rukun
Pada kesempatan itu, mantan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu ini menawarkan solusi bijak soal isu ucapan natal yang selalu mengemuka setiap Desember.
Ia menjelaskan ada ulama yang membolehkan dan ada yang tidak, masing-masing dengan dalilnya, sehingga yang diperlukan ialah sikap dewasa dalam menyikapi perbedaan.
"Silakan ikuti salah satu pandangan ulama. Yang tidak boleh adalah jika kita menyalahkan pendapat yang tidak sesuai dengan keinginan kita," ucapnya.
Menurut dia, agama sepatutnya hadir untuk membahagiakan pemeluknya karena agama adalah cara Tuhan membahagiakan manusia, dan kebahagiaan itu hanya bisa diraih jika seseorang beragama secara moderat.
"Jangankan antaragama, di dalam satu agama saja perbedaan itu tidak bisa dihindari. Di sinilah letak pentingnya menghormati perbedaan dan mengedepankan persamaan," kata dia.
Ia menegaskan semua manusia merupakan saudara, jika mereka bukan saudaramu seagama, maka mereka adalah saudara dalam kemanusiaan.
"Manusia kalau tidak saudara karena agama, berarti kita bersaudara karena sama-sama manusia. Ini yang perlu digaungkan, selain itu manusia merupakan ciptaan Tuhan. Sama-sama lair dari rahim ibu, yang membedakan adalah bentuk fisik," tutur Zainal.
Baca juga: Menag ajak umat jadikan Indonesia sebagai contoh negeri yang damai
Baca juga: Kemenag dan FKUB Sulteng libatkan pemuda sebagai agen perdamaian
Baca juga: FKUB Sumsel: Damai Natal momentum pacu kemajuan bangsa
Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































