Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa Huayou, perusahaan asal China, menggandeng mitra dari China untuk melanjutkan proyek baterai listrik yang sebelumnya dipimpin oleh LG Energy Solution.
“Mitranya adalah yang akan membangun 20 giga (watt hour/GWh) berikutnya. Nanti kami umumkan, ini salah satu perusahaan yang masuk 7 besar di dunia. (Dari) China,” ujar Bahlil ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin.
Bahlil menjelaskan bahwa Huayou telah menjadi mitra dari LG dalam proyek Indonesia Grand Package. Proyek tersebut menargetkan pembangunan baterai EV dengan kapasitas 30 GWh.
Dalam perjalanannya, LG sudah membangun 10 GWh pertama dan kini tersisa 20 GWh. Sedangkan, Huayou berperan dalam penyediaan teknologi penambangan, smelter, dan lain-lain.
“LG itu teknologinya itu di ujung, makanya dibangun grand package,” ujarnya lagi.
Pemerintah menilai, LG memakan waktu yang terlalu lama untuk pengembangan proyek tersebut. Oleh karena itu, dalam langka mempercepat pengembangan ekosistem baterai EV, pemerintah mengganti LG.
“Bukan kami yang tidak mau mereka (LG), melainkan mereka yang terlalu lama,” kata Bahlil.
Mitra Huayou pengganti LG tersebutlah yang nantinya akan melanjutkan pembangunan 20 GWh yang tersisa.
Ketika disinggung mengapa mitra Huayou berasal dari China, Bahlil menjelaskan bahwa pemerintah tidak memilih-milih negara asal mitra. Selama mereka bersedia untuk turut mengembangkan ekosistem baterai EV di Indonesia, maka pemerintah menyetujuinya.
“Kami sekarang tidak melihat mau China, mau Arab, mau Eropa, mau Korea, mau apa saja yang mau ke Indonesia. Saya nggak membeda-bedakan sekarang,” kata dia pula.
Sebelumnya, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan Huayou, perusahaan asal China yang menggantikan LG dalam proyek kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bakal bekerja sama dengan mitra lain dalam penyelesaian proyek tersebut.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BPKM Nurul Ichwan menjelaskan proyek baterai EV yang dinamai Indonesia Grand Package tersebut sudah terealisasi sebesar 1,2 miliar dolar AS atau Rp20,2 triliun, dan nantinya Huayou akan mengisi sebagian besar sisa investasi yang mencapai 8,6 miliar dolar AS atau Rp145,2 triliun.
BKPM segera melakukan pertemuan dengan Huayou untuk membahas terkait hal tersebut.
Baca juga: ESDM terima berbagai investor ketika disinggung soal LG diganti Huayou
Baca juga: ESDM pastikan proyek baterai EV tetap jalan meski LG mundur
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025