ESDM panggil Pertamina, Shell, BP, Vivo membahas impor BBM

1 week ago 10
Besok (Selasa, 9/9) kami panggil semua SPBU swasta.

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memanggil Pertamina, Shell, British Petroleum (BP), dan Vivo untuk rapat membahas impor bahan bakar minyak (BBM), merespons kelangkaan bensin di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (BBM) swasta.

“Besok (Selasa, 9/9) kami panggil semua SPBU swasta,” ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin.

Laode menyampaikan bahwa ini merupakan kali pertamanya menggelar rapat bersama seluruh SPBU swasta dan Pertamina untuk membahas impor BBM.

Sebagaimana yang dimandatkan oleh Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung, Laode ingin menyesuaikan impor BBM antara Pertamina dan BBM swasta.

“Jadi, volume, kemudian spek juga disinkronkan besok,” kata Laode.

Laode juga meminta kesiapan Pertamina untuk menyediakan bahan bakar apabila perlu memenuhi kebutuhan BBM bagi SPBU swasta.

“Harus siap volumenya. Kalau speknya tetap dengan spek Pertamina,” ujar Laode.

Laode juga membocorkan bahwa Dirjen Migas juga akan menggelar rapat untuk membahas kesiapan regulasi impor minyak mentah (crude) dari Amerika Serikat (AS).

Rencana mengimpor minyak mentah dari AS tersebut merupakan buah dari negosiasi tarif resiprokal AS dan upaya untuk menyeimbangkan neraca dagang antara Indonesia dengan AS.

“Itu juga mau dibahas besok, tetapi pembahasannya berbeda (dengan impor BBM SPBU swasta),” kata Laode.

Pernyataan tersebut merespons sejumlah jaringan SPBU yang dikelola oleh swasta, setidaknya di Jakarta, sejak pertengahan Agustus tidak menjual beberapa jenis BBM untuk jangka waktu yang belum dapat ditentukan. Kelangkaan itu terjadi di SPBU swasta yang dikelola oleh Shell dan BP-AKR.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyampaikan pemerintah segera membahas kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) Shell dan BP bersama Pertamina dan seluruh pengelola SPBU swasta.

ESDM, kata dia, berupaya untuk menyesuaikan kebutuhan impor dari pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta dengan Pertamina, sebab hal tersebut berkaitan dengan Neraca Perdagangan Indonesia.

Saat ini, Kementerian ESDM sudah memegang data soal jumlah impor BBM oleh Pertamina dan masing-masing SPBU swasta.

“Kami juga memperhatikan neraca komoditas. Jangan sampai neraca komoditas yang sudah disepakati itu ada kelebihan,” kata Yuliot.

Baca juga: Kementerian ESDM petakan penyebab kelangkaan BBM di SPBU swasta

Baca juga: ESDM catat konsumen BBM subsidi pindah ke nonsubsidi capai 1,4 juta KL

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |