ESDM cetak rekor pertumbuhan bauran energi, kini mencapai 16 persen

2 weeks ago 4
kami bisa meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 2 persen. Jadi, saat ini sudah mencapai 16,1 persen

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencetak rekor pertumbuhan bauran energi tertinggi, yakni sebesar 2 persen dalam satu tahun, sehingga angka bauran energi mencapai 16 persen.

“Ini rekor tertinggi, dalam capaian per satu tahun, kami bisa meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 2 persen. Jadi, saat ini sudah mencapai 16,1 persen,” ucap Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi dalam wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta, Senin.

Bauran EBT tersebut terdiri atas sektor ketenagalistrikan (8,13 persen) dan sektor non-kelistrikan (7,87 persen) dari bahan bakar nabati, biomassa, dan biogas.

Capaian tersebut, kata Eniya, telah selaras dengan target yang ditetapkan dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034.

Target bauran energi yang ditetapkan dalam RUKN dan RUPTL untuk tahun 2025 adalah sebesar 15,9 persen.

“Alhamdulillah bauran energi sudah mulai selaras dengan RUKN. Biasanya RUKN itu di atas, lalu capaiannya di bawah. Ini syukurnya sudah terkejar,” kata Eniya.

Ia menyampaikan bahwa capaian tambahan bauran energi terbarukan tertinggi berasal dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA), yakni sebesar 500,2 MW.

Bahkan, lanjut dia, pada akhir tahun nanti, akan ada tambahan pembangkit listrik tenaga air terbesar di Indonesia, yakni PLTA Batang Toru yang berlokasi di Sungai Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, dengan kapasitas lebih dari 500 MW.

“Mudah-mudahan sih akhir tahun. Kalau nggak, mungkin awal tahun depan. PLTA Batang Toru itu sekitar 500 MW, jadi besar sekali,” kata Eniya.

Selain itu, tambahan bauran energi dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 233,3 MW, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 105,1 MW, hingga pembangkit listrik tenaga bioenergi sebesar 37,8 MW.

“Bukan hanya di sektor kelistrikan, tetapi di sektor bahan bakar, di transportasi, itu juga kami baru kali ini naik ke B40,” tutur Eniya.

Peningkatan mandatori pencampuran biodiesel menjadi B40 per September sudah mencapai 10 juta kiloliter (KL), atau 64,7 persen dari target 15,6 juta KL.

“Ke depan, kami melihat lagi potensi-potensi yang lain dalam perencanaan kami,” kata Eniya.

Baca juga: ESDM paparkan sumber daya batu bara Indonesia capai 31,9 miliar ton

Baca juga: Menteri ESDM minta Shell tak lakukan PHK imbas kekurangan stok BBM

Baca juga: Audit SETI, ESDM ungkap potensi penghematan energi industri

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |