DPR RI minta pemerintah intensif imunisasi cegah campak pada anak

1 month ago 5
Pemerintah harus segera gerak cepat menekan penyebaran virus campak dengan melakukan imunisasi secara intensif

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Asep Romy Romaya meminta pemerintah segera memasifkan imunisasi campak guna mencegah penyebaran penyakit itu terutama di kalangan anak-anak.

"Pemerintah harus segera gerak cepat menekan penyebaran virus campak dengan melakukan imunisasi secara intensif,” kata Romy Romaya kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Hal tersebut dia sampaikan untuk menanggapi wabah campak di wilayah Madura, Jawa Timur (Jatim), yang terus meluas. Setelah menyerang ribuan balita di Kabupaten Sumenep, wabah yang sama kini berkembang di Bangkalan.

“Kami menilai meluasnya wabah campak yang menyerang ribuan balita di wilayah Madura merupakan kondisi luar biasa. Situasi ini sangat disayangkan, apalagi sampai korban jiwa. Ini menjadi indikator kurang optimalnya kinerja pemerintah daerah,” ujar Romy.

Baca juga: Kemenkes gencarkan vaksinasi atasi wabah campak di Sumenep

Diketahui, wabah campak di Sumenep telah menyebabkan sekitar 17 balita meninggal dunia. Sementara itu sebanyak 2.035 balita lainnya sedang dalam perawatan. Meluasnya wabah campak juga terjadi di Bangkalan dengan sedikitnya 275 balita terjangkit dan satu balita meninggal dunia.

Romy menjelaskan dari berbagai informasi awal diketahui bahwa meluasnya wabah campak pada ribuan balita di wilayah Madura karena rendahnya tingkat imunisasi. Padahal, kata dia, imunisasi campak merupakan imunisasi wajib yang harus diberikan kepada setiap bayi dalam usia tumbuh kembang.

Penyakit campak merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan yang sangat menular dan ditandai dengan ruam kulit di seluruh tubuh dan gejala seperti flu yang disebabkan oleh virus rubela. Seseorang bisa terinfeksi virus campak, namun anak-anak termasuk golongan yang rentan terkena penyakit itu.

Penyakit campak ditandai dengan mata merah dan sensitif terhadap cahaya, demam tinggi, sakit dan nyeri, serta munculnya bercak dari belakang telinga, sekitar kepala, kemudian ke leher, yang menyebar ke seluruh tubuh.

Romy mengungkapkan pencegahan campak dapat dilakukan dengan imunisasi vaksin MMR yang merupakan vaksin gabungan untuk campak, gondongan, dan rubella. Vaksinasi MMR itu diberikan dua kali yakni ketika anak berusia 15 bulan dan saat berusia 5–6 tahun atau sebelum memasuki masa sekolah dasar.

Baca juga: Wamenkes imbau warga tak perlu khawatir soal penggunaan vaksin

Namun hingga kini, menurutnya, masih banyak orang tua yang tidak bersedia anak mereka diimunisasi karena berbagai alasan.

“Masih banyak orang tua yang tidak bersedia imunisasi anaknya, karena informasi yang menyesatkan seperti dugaan vaksin palsu dan mempertanyakan kehalalannya. Informasi yang tidak benar inilah yang kemudian menjadi penghambat vaksinasi campak. Pemerintah harus memastikan dan intensifkan sosialisasi pentingnya vaksinasi campak bagi anak,” ujarnya.

Legislator asal Dapil Jawa Barat II itu berharap, KLB yang terjadi di Sumenep dan Bangkalan dapat segera diatasi dan tidak terjadi di daerah lainnya. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi wabah tersebut.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep telah menggelar imunisasi masal, Senin untuk menangani kejadian luar biasa campak yang telah menimbulkan 2.035 kasus dan 17 kematian.

Imunisasi masal campak itu menyasar anak usia 1 hingga 4 tahun dengan jumlah total sasaran sebanyak 78.569 anak se-Kabupaten Sumenep.

Baca juga: Kemarin, wabah campak di Sumenep hingga soal Kementerian Haji & Umrah

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |