DPR apresiasi Kemenpar benahi Geopark Toba sesuai anjuran UNESCO

2 months ago 19

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR RI, Bane Raja Manalu mengapresiasi Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang telah memperbaiki tata kelola Geopark Kaldera Toba sesuai dengan anjuran UNESCO.

"Mengapresiasi kerja Menteri Pariwisata yang lebih sigap merespons, dan segera bekerja sejak isu pencabutan status Geopark Kaldera Toba mencuat," kata Bane dalam siaran pers resmi yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.

Dalam siaran pers tersebut, dijelaskan bahwa Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardana telah melalukan ragam perbaikan seperti uji coba jalur yang akan dilalui para asesor dari UNESCO.

Kemenpar bersama pengelola dan pemerintah daerah juga telah memperbaiki pengelolaan wisata seperti yang direkomendasikan UNESCO.

Upaya itu dilakukan agar Geopark Kaldera Toba mendapat predikat "Green Card" dari yang sebelumnya "Yellow Card".

Bane melanjutkan, jika nantinya Kemenpar berhasil membuat Geopark Kaldera Toba mendapat rekomendasi "Green Card", dia mengusulkan agar Kemenpar menjadi leading sector pengelolaan geopark di Indonesia, yang saat ini berada di bawah Kementerian ESDM.

Usul tersebut diajukan Bane lantaran Kementerian Pariwisata merupakan instansi yang lebih tepat dari segi tugas dan fungsi.

"Saya merasa perlu menyatakan, dan berharap Kementerian Pariwisata menjadi leading sector pengelolaan kawasan geopark,” jelas Bane.

Bane berharap ke depan Kemenpar bisa lebih aktif dalam membenahi seluruh Geopark yang ada di Indonesia demi meningkatnya kualitas tempat wisata dalam negeri.

Untuk diketahui, ada empat rekomendasi perbaikan geopark yang disampaikan UNESCO

Pertama, badan pengelola harus meningkatkan kegiatan edukasi berbasis riset. Kedua, kawasan harus direvitalisasi dan optimalisasi badan pengelola.

Ketiga, pemerintah harus mengedukasi pihak pengelola wisata agar bisa memahami dan melaksanakan prinsip UNESCO GLOBAL Geopark (UGGp).

Terakhir pemerintah harus memperbaiki visibilitas yakni dengan pembangunan gerbang, monumen, dan panel interpretasi.

Adapun UNESCO akan melakukan penilaian pada 21-25 Juli 2025, dengan tim penilai dari Portugal dan Korea Selatan. Kemenpar menghadirkan penerjemah untuk memastikan proses penilaian tersebut berjalan baik.

Hasil revalidasi Toba Caldera Unesco Global Geopark akan diajukan dan direkomendasikan ke UNESCO pada Sidang UNESCO Global Geopark September 2025 di Chile.

Setelah itu, UNESCO akan memutuskan hasilnya dalam sidang di pertengahan tahun 2026.

Pewarta: Walda Marison
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |