Dosen Perbanas: Hadapi tarif trump, pilih diplomasi tarif dengan AS

10 hours ago 2
...Antara pengusaha, pemerintah, dan masyarakat harus kompak. Kita harus fokus ke sektor pangan dan energi sebagai masa depan Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Dosen Ekonomi Perbanas Institut Dr. Aviliani menekankan bahwa menghadapi kebijakan Tarif Trump, Indonesia harus memilih jalur diplomasi dengan Amerika Serikat, terutama untuk melindungi sektor padat karya yang rentan terdampak.

“Selain itu, Indonesia harus proaktif memperluas pasar dengan berfokus dalam persiapan dalam negeri, dan memperkuat posisi dalam rantai pasok global,” katanya saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Kebijakan Tarif Trump dan Langkah Indonesia masa depan oleh Perbanas Institut di Jakarta, Selasa.

Ia mengusulkan, adanya riset berbasis data untuk mencari rantai pasok yang mendukung industri dalam negeri dan membuka pasar alternatif lain.

“Antara pengusaha, pemerintah, dan masyarakat harus kompak. Kita harus fokus ke sektor pangan dan energi sebagai masa depan Indonesia,” ujar Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro-Mikro Ekonomi KADIN Indonesia itu.

Baca juga: Menperin: Daya saing-akses pasar strategi tangani dampak tarif Trump

Dalam sesi panel, Olvy Andrianita, S.E. dari Kementerian Perdagangan RI menyoroti strategi pemerintah untuk memperluas akses pasar melalui percepatan perjanjian dagang. “Kami terus mendorong penyelesaian perjanjian perdagangan agar produk Indonesia tetap kompetitif di tengah ketidakpastian global,” jelasnya.

Sementara Dr Arif Wibisono dari Kementerian Keuangan RI menyampaikan bahwa Indonesia berupaya memanfaatkan stabilitas ekonomi global untuk memperkuat ekonomi domestik.

Ia menekankan pentingnya kebijakan yang adaptif dan responsif terhadap perubahan global, serta fokus investasi pada sektor pertambangan, energi, dan pertanian melalui hilirisasi dan peningkatan nilai tambah.

“Strategi yang fleksibel dan perencanaan jangka panjang menjadi kunci untuk menjaga daya saing Indonesia di tengah dinamika dunia,” paparnya.

Baca juga: Laporan: Trump mungkin akan melonggarkan tarif impor produsen mobil

Dari dunia akademisi, Dr. Tifa Noer Amelia (Perbanas Institute) dan Dr. Sahara (IPB University) menyoroti perlunya reformasi struktural dan diversifikasi pasar ekspor.

Rektor Perbanas Institute, Prof. Hermanto Siregar, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kebijakan tarif Trump telah memicu risiko resiprokal sebesar 11 persen hingga 15 persen terhadap 57 negara di dunia, dengan eskalasi terbesar terjadi antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

“Sebagai pusat pengembangan keilmuan ekonomi dan bisnis, Perbanas Institute Berkomitmen menjadi bagian dari solusi atas tantangan global ini,” katanya.

Melalui seminar ini, Perbanas Institute mempertegas komitmennya untuk menjadi katalisator sinergi antara dunia akademik, pemerintah, dan dunia usaha dalam memperkuat daya tahan ekonomi nasional.

Baca juga: OJK: Bank perlu petakan sektor dan debitur yang terdampak tarif Trump

Seminar ini juga menghadirkan perwakilan dari perguruan tinggi dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) yang memberikan analisis akademis atas dampak kebijakan tarif terhadap perekonomian nasional, khususnya dalam sektor perdagangan internasional dan keuangan. Analisis tersebut memperkuat urgensi pembentukan respons kebijakan yang berbasis pada data, riset, dan sinergi lintas sektor.

Baca juga: Prospek pasar saham dan emas antara pemulihan dan risiko geopolitik

Pewarta: Budhi Santoso
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |