Mataram, NTB (ANTARA) - Pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB) mempercepat program hilirisasi untuk lima komoditas kelautan sebagai langkah strategis dalam mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi daerah.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) NTB Karim Marasabessy mengatakan kelima komoditas itu adalah garam, rumput laut, udang vaname, ikan tuna, dan ikan cakalang.
"Sekarang ini, tugas kami, Dinas Kelautan dan Perikanan diminta oleh Gubernur NTB mengintervensi program hilirisasi," ujar Karim saat ditemui di Mataram, NTB, Rabu.
Dia menjelaskan Nusa Tenggara Barat sebagai daerah maritim dengan potensi luas laut mencapai 2,79 juta hektare yang terdiri atas Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa beserta 401 pulau-pulau kecil di sekitarnya, memberikan hasil yang optimal terhadap komoditas kelautan.
Menurutnya, hilirisasi yang kini dilakukan pemerintah daerah bisa menyelesaikan tiga masalah ekonomi dan sosial melalui peningkatan pendapatan masyarakat, penyerapan tenaga kerja lokal, dan penurunan angka kemiskinan.
"Pemerintah NTB menargetkan lima tahun ke depan 106 desa bisa keluar dari status kemiskinan ekstrem dan berdampak terhadap laju pertumbuhan ekonomi daerah," kata Karim.
Lebih lanjut, dia menyampaikan hilirisasi garam saat ini sudah dijalankan seiring dengan pembangunan dan pengoperasian pabrik garam di Kabupaten Bima.
Kini, tantangan yang dihadapi adalah pasar dan pengelolaan pabrik tersebut.
Sedangkan, hilirisasi rumput laut sudah berjalan untuk pembuatan bioplastik yang ramah lingkungan di Ekas Buana, Kabupaten Lombok Timur.
Pemerintah mengupayakan agar perusahaan pengolah rumput laut bisa mereplikasi pabrik yang ada di Bali ke NTB.
"Untuk udang vaname, kami sedang proses feasibility study dan detail engineering design," ucap Karim.
Pada 26 September 2025, Dinas Kelautan dan Perikanan NTB bakal bertemu dengan calon investor untuk mendukung program hilirisasi udang vaname.
Pemerintah NTB juga menawarkan lokasi pembangunan pabrik pengolahan udang vaname di Pelabuhan Perikanan Labuan Lombok, Kabupaten Lombok Timur dan Teluk Santong di Kabupaten Sumbawa.
Adapun hilirisasi komoditas ikan tuna dan cakalang sejauh ini hanya sebatas cold storage untuk pengawetan dan mengirimkan produk dalam bentuk tuna dan cakalang beku.
"Tuna dan cakalang sudah berjalan bertahun-tahun dalam bentuk ikan beku, sedangkan pengalengan belum ada. Ini masih menjadi pekerjaan rumah dan kami berkomitmen segera melaksanakan hilirisasi tuna dan cakalang," sebut Karim.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.