Dokter: Rutin donor darah turunkan risiko penyakit jantung dan stroke

2 hours ago 2

Samarinda (ANTARA) - Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Hermina Samarinda Helsa Eldatarina menyatakan donor darah secara rutin tidak hanya bermanfaat untuk kemanusiaan, tetapi juga dapat memicu produksi sel darah merah baru yang menurunkan risiko penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke.

"Dengan menurunnya stres oksidatif, maka terjadi perbaikan sel endotel pada pembuluh darah yang berkorelasi langsung dengan penurunan risiko kardiovaskular seperti serangan jantung ataupun stroke," kata Helsa di Samarinda, Minggu.

Dia menjelaskan saat seseorang mendonorkan darah sekitar 350 hingga 450 cc, tubuh kehilangan sejumlah sel darah merah dan zat besi untuk sementara waktu.

Kehilangan tersebut kemudian memicu respons fisiologis tubuh untuk segera mengganti volume plasma dan memproduksi sel-sel darah merah baru dari sumsum tulang.

"Proses inilah yang membuat tubuh menjadi lebih sehat karena secara efektif meregenerasi sel darah yang lebih segar dan produktif untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh," kata Helsa.

Ia memaparkan bahwa penurunan kadar zat besi dalam tubuh akibat donor darah akan mengurangi tingkat stres oksidatif.

Baca juga: 7 manfaat donor darah bagi kesehatan tubuh

Stres oksidatif merupakan kondisi kerusakan jaringan akibat paparan radikal bebas yang dapat memicu berbagai penyakit berbahaya, termasuk kerusakan pembuluh darah.

Meskipun memiliki manfaat besar, donor darah dapat menimbulkan efek samping ringan dan bersifat sementara, seperti pusing, lemas, atau sedikit memar di area suntikan.

Namun, ia menegaskan bahwa risiko tersebut dapat diminimalisir dengan istirahat yang cukup serta asupan cairan dan gizi yang memadai sebelum maupun sesudah donor.

Helsa juga menepis kekhawatiran terkait penularan infeksi, sebab semua peralatan yang digunakan dalam proses donor darah dipastikan steril dan hanya untuk sekali pakai.

Untuk menjaga kondisi tubuh tetap prima, ia menyarankan interval donor darah ideal adalah setiap tiga bulan bagi pria dan empat bulan bagi wanita.

Baca juga: Dokter: Tingkatkan Hb dengan zat besi sebelum donorkan darah

"Perbedaan interval tersebut disebabkan karena cadangan zat besi pada wanita umumnya lebih rendah dibandingkan pria, serta adanya siklus menstruasi setiap bulan," demikian Helsa.

Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |