Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dengan Asosiasi Bengkel Bodi Automotif (ABBA) untuk membina pelaku usaha bengkel mobil khususnya reparasi agar semakin berkembang.
"Kolaborasi ini termasuk dengan berbagai kegiatan dan fasilitasi yang nantinya dapat dimanfaatkan masyarakat dalam mengembangkan bisnis bengkel mobil," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Provinsi DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo.
Dia dalam kegiatan seminar "Mengenal Lebih Dekat Bisnis Bengkel Body Repair" di Jakarta, Senin, juga mengajak seluruh perangkat daerah dan pemegang kebijakan untuk menyinergikan program pemberdayaan, vokasi, pelatihan dan fasilitasi UMKM dengan peluang usaha bengkel perbaikan badan (bodi) mobil agar tercipta ekosistem yang mendukung dari hulu ke hilir.
Elisabeth merujuk data Sistem Informasi Industri Nasional per 6 Juli 2025 mengatakan, terdapat 218 perusahaan dengan kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 45201, yakni reparasi mobil di Provinsi DKI Jakarta.
Data ini belum menunjukkan jumlah aktual untuk reparasi mobil. Namun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menginginkan para pelaku usaha dapat berkembang lebih besar lagi.
Baca juga: Bengkel kendaraan di Jakarta wajib miliki alat uji emisi
Menurut dia, reparasi atau perbaikan badan mobil menyimpan potensi besar, namun belum banyak digarap generasi muda.
Ini mengingat Indonesia saat ini adalah salah satu negara dengan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor tercepat di dunia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kendaraan bermotor bertambah setiap tahunnya, terutama mobil pribadi.
Dengan pertumbuhan yang begitu pesat, risiko kendaraan mengalami masalah di jalan juga semakin tinggi, mulai kecelakaan kecil, goresan saat parkir hingga perawatan.
"Agar mobil tetap terlihat baru semuanya membutuhkan jasa bengkel perbaikan bodi mobil (body repair). Inilah yang menjadikan sektor 'body repair' ini semakin terbuka dan berkembangnya ekosistem industri otomotif nasional," katanya.
Baca juga: Tersedia 36 bengkel uji emisi di Jakarta Selatan
Di sisi lain, hadirnya mobil-mobil listrik dan teknologi baru dalam dunia otomotif justru memperluas cakupan bisnis bengkel reparasi mobil.
"Kendaraan listrik pun tetap memerlukan perawatan bodi dan tampilan luar yang harus bagus. Artinya, bisnis ini juga tidak akan tergilas oleh perkembangan teknologi, justru 'body repair' ini semakin relevan dengan kondisi saat ini," ujar Elisabeth.
Prospek bisnis bengkel perbaikan bodi mobil juga dapat dilihat dari sisi keterampilan dan inovasi. Saat ini dunia usaha sangat membutuhkan tenaga muda yang kreatif, terampil dan memiliki semangat kewirausahaan.
Generasi muda termasuk siswa SMK memiliki keunggulan dalam hal adaptasi teknologi digital. Dia pun meminta para generasi muda tak melihat bengkel hanya sebagai pekerjaan kasar, namun sebagai bisnis modern dengan prospek yang cerah.
"Bayangkan jika keterampilan teknis bengkel 'body' ini dipadukan dengan pemasaran daring, layanan 'booking' via aplikasi atau promosi kreatif di media sosial, bengkel kecil bisa menjangkau pasar yang lebih luas," katanya.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.