Jakarta (ANTARA) - Divisi Humas Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menggelar kegiatan Gerakan Pangan Murah atau GPM untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menstabilkan harga pangan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan Bulog untuk membantu meringankan beban masyarakat.
"Pada Gerakan Pangan Murah kali ini, kami menyediakan paket pangan murah yang berisi empat komoditas utama," kata Trunoyudo di Gedung Divisi Humas Polri, Jakarta, Senin.
Empat komoditas itu meliputi beras 10 kilogram seharga Rp110.000, tepung terigu seharga Rp11.000, gula seharga Rp17.500, dan minyak goreng seharga Rp18.500. Dengan demikian, total paket sembako ini seharga Rp157.000.
Trunoyudo menjelaskan sasaran kegiatan ini tidak hanya masyarakat, tetapi juga bagi rekan-rekan media serta anggota Polri di lingkungan Divisi Humas.
Baca juga: Mendagri: Gerakan Pangan Murah Bulog dan Polri kendalikan inflasi
Upaya ini diharapkan dapat memberikan manfaat nyata dan mendukung ketersediaan bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.
"Harapannya, masyarakat dapat merasakan langsung manfaat dari apa yang dilakukan Polri sebagai bentuk pengabdian dan kehadiran Polri yang bermanfaat," ucapnya.
Trunoyudo mengatakan bahwa Gerakan Pangan Murah ini menjadi bukti keseriusan Polri dalam ikut menjaga stabilitas harga, mengendalikan inflasi, serta membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Tentunya kegiatan ini adalah wujud nyata kehadiran Polri dalam mendukung program pemerintah, khususnya untuk menjaga stabilitas harga pangan," ujarnya.
Adapun Polri telah menjalankan hampir 20.000 titik pasar murah dan menyalurkan puluhan ribu ton beras kepada masyarakat di seluruh pelosok tanah air.
Baca juga: Polri salurkan 2.424 ton beras di puncak kegiatan Gerakan Pangan Murah
Baca juga: Polri-Bulog stabilkan harga beras lewat Gerakan Pangan Murah
Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
