Kupang (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat sudah 13.523 siswa di Provinsi berbasis kepulauan itu yang sudah mulai mendaftar untuk mengikuti program sekolah kedinasan yang disiapkan oleh pemerintah.
“Saat ini yang terdata sudah 13.523 siswa/siswi SMA/SMK di NTT yang sudah mendaftar untuk perminatan dan kita akan berikan pendampingan,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ambrosius Kodo di Kupang, Rabu.
Hal ini disampaikan usai menghadiri kegiatan Musrembang RKPD dan RPJMD Provinsi NTT, yang dihadiri oleh sejumlah kepala daerah dan Forkompimda di NTT.
Sebelumnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mulai melaksanakan program pendampingan khusus bagi siswa kelas XII SMA/SMK sebagai bagian dari program prioritas 100 hari kerja Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.
Baca juga: Selain SNBT, berikut 5 jalur masuk PTN 2025 yang tersedia
Baca juga: Ini 10 sekolah kedinasan yang memiliki peluang kerja terjamin
Pendampingan itu, ujar dia, dilakukan sebelum siswa/siswi SMA/SMK mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Pemprov NTT sendiri sudah meluncurkannya pada April lalu, dan langsung dilakukan oleh Gubernur NTT Melki Laka Lena.
Ambros mengatakan bahwa belasan ribu siswa/siswi itu sudah mendaftar sesuai dengan perminatan di masing-masing kabupaten/kota melalui arahan koordinator pengawas pendidikan dan melalui musyawarah kerja SMA/SMK.
“Terserah masing-masing siswa, jadi kami tidak mengarahkan mereka untuk masuk sesuai jurusan yang kami inginkan,” ujar dia.
Ambros juga mengatakan bahwa sekolah kedinasan yang dilakukan itu juga sesuai dengan Quick Win Gubernur NTT Melki Laka Lena dan Wakilnya Johni Asadoma.
Proses pendampingan terhadap para siswa/siswi SMA/SMK kerja sama dengan TNI Polri juga kerja sama dengan himpunan psikolog Undana untuk mempersiapkan selain soal akademik, serta melalui Tray Out di NHKS.
Pemprov NTT juga sudah bekerja sama dengan ruang guru untuk lakukan pendampingan siswa untuk tes wawancara dan psikologi. Karena tes wawancara serta psikologi adalah satu hal yang menjadi penyebab gagalnya anak-anak NTT lolos.
“Karena itu pendampingan untuk tes wawancara dan psikologi dilakukan lebih intensif,” ujar dia.
Ambrosius berharap dengan upaya-upaya yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT bersama sekolah-sekolah mampu mewujudkan program Quick Wins Gubernur dan Wakil Gubernur, Melki Laka Lena dan Johni Asadoma.
“Upaya menyiapkan anak kita untuk bersaing masuk sekolah berkualitas dan sekolah yang beri peluang kerja lebih terbuka,” ujar dia.*
Baca juga: Ini tahapan seleksi masuk sekolah calon intelijen STIN 2025
Baca juga: Daftar 29 sekolah kedinasan tanpa syarat nilai UTBK-SNBT tahun 2025
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025