Pacitan, Jatim (ANTARA) - Dinas Sosial Kabupaten Pacitan, Jawa Timur mulai menyisir anak-anak putus sekolah untuk dijaring masuk dalam program Sekolah Rakyat gelombang kedua.
Upaya ini dilakukan menyusul tambahan kuota sebanyak 100 siswa yang kembali diberikan pemerintah pusat.
Plt Kepala Dinas Sosial Pacitan Khemal Pandu Pratikna, Rabu mengatakan, sasaran utama pendaftaran Sekolah Rakyat gelombang kedua adalah lulusan SMP yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah atas karena keterbatasan ekonomi maupun kendala sosial lainnya.
“Sekolah umum sudah mulai, jadi kami sisir anak-anak yang putus sekolah atau belum punya rencana melanjutkan,” ujar Pandu.
Sebanyak 100 siswa baru nantinya akan dibagi dalam empat rombongan belajar (rombel).
Seluruh proses belajar akan dipusatkan di gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan/Kabupaten Pacitan yang saat ini tengah direnovasi untuk kebutuhan program tersebut.
Pandu menjelaskan, pendaftaran dibuka hingga Kamis (17/7), namun pihaknya masih menunggu petunjuk teknis resmi dari Kementerian Sosial untuk penyesuaian teknis dan waktu pelaksanaan.
“Surat resmi bahwa Pacitan mendapatkan Sekolah Rakyat gelombang kedua kami terima tanggal 10 Juli 2025. Namun hingga kini juknis belum turun, jadi akan kami evaluasi dan koordinasikan lebih lanjut,” terangnya.
Ia menambahkan, hadirnya Sekolah Rakyat merupakan hasil komunikasi intens antara Pemkab Pacitan dan pemerintah pusat.
Program ini sejalan dengan misi Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dalam pengentasan kemiskinan melalui pendidikan.
“Pak Bupati sangat mendukung. Beliau meminta kami aktif menjalin komunikasi agar gelombang kedua bisa segera terlaksana,” kata Pandu.
Sekolah Rakyat Pacitan gelombang kedua masuk dalam kategori 1C dan dijadwalkan mulai berjalan pada Agustus 2025.
Baca juga: Kemensos anggarkan Rp48 juta per tahun untuk satu siswa Sekolah Rakyat
Baca juga: Ombudsman pantau Sekolah Rakyat pastikan pendidikan kelompok rentan
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
