Dinkes uji lab sampel MBG yang diduga picu keracunan siswa di Karimun

2 hours ago 1
Kami telah meminta Dinkes Karimun untuk memeriksa cemaran makanan dan melakukan penyelidikan epidemiologis dalam kasus keracunan MBG itu. Hasilnya, kita masih menunggu

Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyampaikan jajarannya telah melakukan melakukan uji laboratorium sampel Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diduga menjadi pemicu keracunan belasan siswa SMPN 2 Kabupaten Karimun.

"Kami telah meminta Dinkes Karimun untuk memeriksa cemaran makanan dan melakukan penyelidikan epidemiologis dalam kasus keracunan MBG itu. Hasilnya, kita masih menunggu," kata Kepala Dinkes Kepri Bisri di Tanjungpinang, Jumat.

Bisri menyebut ada sekitar 14 siswa SMPN 2 Karimun yang diduga mengalami keracunan usai mengkonsumsi MBG pada Kamis (25/9).

Para siswa tersebut mengalami gejala pusing hingga sakit perut setelah menyantap MBG, lalu langsung dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.

"Alhamdulillah. Hingga Kamis sore, semua siswa sudah dipulangkan setelah dapat perawatan medis," ujar Bisri.

Baca juga: Polres Karimun bantu evakuasi siswa SMPN 2 diduga keracunan MBG

Ia menduga keracunan siswa di Karimun itu bisa saja dipicu cemaran bakteri atau zat kimiawi tertentu pada bahan MBG atau mungkin akibat metode pengolahan sampai penyajian makanan yang kurang bersih dan sehat.

Menurutnya, keracunan MBG tidak harus dialami semua siswa, karena tergantung reaksi tubuh masing-masing, misalnya ada yang alergi makanan tertentu sehingga menimbulkan keracunan.

Atas kejadian ini Bisri turut mengimbau dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) memperketat kepatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) MBG yang ditetapkan Badan Gizi Nasional (BGN) guna menghindari peristiwa serupa di kemudian hari.

Selain dugaan keracunan, pihaknya menerima beberapa laporan dugaan temuan jangkrik pada MBG di Batam, termasuk makanan basi. Permasalahan ini harus menjadi perhatian bersama semua pihak terkait.

Baca juga: BGN catat lima unit SPPG dalam proses pembangunan di Karimun

Bisri mengapresiasi pihak SMPN 2 Karimun bersama stakeholder terkait secara sigap mengevakuasi belasan siswa ke puskesmas dan rumah sakit usai keracunan MBG.

"Ini pelajaran bagi kita bersama, kalau ada yang keracunan makanan, langsung dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat biar ditangani segera," ucapnya.

Sementara Kasat Samapta Polres Karimun AKP Rizal Rahim menjelaskan kronologi kejadian keracunan MBG itu pada pukul 09.30 WIB pada Kamis (25/9) usai 507 siswa menyantap sarapan pagi MBG yang dipasok dari SPPG Karimun Sungai Lakam I.

Menurut dia, sebanyak 507 paket MBG tersebut tiba pukul 08.00 WIB, kemudian dikonsumsi oleh siswa sampai selesai pukul 09.30 WIB. Setelah selesai menyantap MBG, sejumlah siswa mulai mengeluhkan sakit perut.

“Keterangan wakil kepala sekolah awalnya empat siswa yang sakit dan segera dibawa ke UKS,” ujar Rizal.

Baca juga: Gubernur Kepri tinjau program MBG di Karimun pastikan berjalan lancar

Seiring berjalannya waktu, jumlah siswa yang mengeluhkan sakit bertambah menjadi 14 orang. Melihat kondisi tersebut, pihak sekolah lalu menghubungi tenaga medis. Sekitar pukul 11.30 WIB, ambulans Puskesmas Tanjung Balai tiba dibantu personel Samapta Polres Karimun untuk mengevakuasi siswa.

Petugas kesehatan bersama aparat juga melakukan pengambilan sampel makanan yang terdiri atas nasi putih, telur, tempe, acar, dan buah semangka untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Rizal menambahkan dalam kejadian ini personel Samapta Polres Karimun ikut mendampingi tim kesehatan untuk mengambil sampel makanan.

“Kami juga ikut mendampingi pengambilan sampel makanan agar penyebab pasti segera diketahui,” kata AKP Rizal.

Baca juga: Kemarin, perpeloncoan di Unsri hingga BGN biaya pengobatan keracunan

Baca juga: BGN: SPPG yang alami kasus keracunan MBG dihentikan minimal 14 hari

Pewarta: Ogen
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |