Labuan Bajo (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar pelatihan bagi 101 penjamah makanan dari lima Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Labuan Bajo, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh sertifikat laik higienis sanitasi (SLHS).
"Pelatihan keamanan pangan siap saji ini merupakan langkah strategis dan wujud nyata komitmen pemerintah daerah dalam menjalankan amanat peraturan perundang-undangan," kata Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Barat Adrianus Ojo saat membuka kegiatan di Labuan Bajo, Sabtu.
Ojo merinci para penjamah makanan berasal dari lima SPPG, yakni 15 orang dari SPPG Gorontalo, SPPG Golo Koe tujuh orang, SPPG Mbrata enam orang, SPPG Batu Cermin 21 orang, dan SPPG Golo Bilas 52 orang.
Ojo juga menjelaskan, pelatihan itu secara khusus berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan.
Baca juga: BGN Lebak usulkan masyarakat Suku Badui dapat program MBG kategori 3T
Dalam peraturan tersebut, lanjut dia, mewajibkan setiap penyedia jasa boga skala menengah, seperti dapur produksi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang melayani lebih dari 750 porsi per hari, untuk memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi.
“Oleh karena itu, kehadiran dan partisipasi bapak/ibu sekalian dalam pelatihan ini bukan hanya sebuah kewajiban, melainkan sebuah investasi berharga untuk meningkatkan standar pelayanan kita,” ungkapnya.
Melalui pelatihan ini, para peserta dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan kritikal untuk menjamin keamanan pangan yang disajikan.
Sejumlah materi yang diberikan kepada para peserta diantaranya kebijakan keamanan pangan siap saji sebagai landasan hukum dan operasional dalam setiap proses produksi dan materi identifikasi cemaran pangan dan penyakit bawaan pangan untuk meningkatkan kewaspadaan.
Baca juga: BGN beri bimbingan teknis kepada penjamah makanan di Lampung
Materi selanjutnya, yakni kemampuan mencegah kontaminasi dan pemeliharaan lingkungan kerja serta pengendalian vektor untuk menciptakan ruang produksi yang bersih dan sehat serta pembersihan dan sanitasi peralatan.
Para peserta juga mendapatkan pelatihan prinsip higiene perorangan yang menjadi tumpuan utama dalam praktik penjamahan makanan yang aman serta tahapan proses produksi pangan siap saji yang aman sebagai panduan komprehensif dari awal hingga akhir pengolahan pangan.
“Materi-materi itu adalah fondasi untuk menghasilkan makanan yang tidak hanya bergizi, tetapi juga aman, higienis, dan layak konsumsi, jadi setiap porsi yang kita hidangkan membawa dampak langsung bagi kesehatan penerima manfaat, khususnya anak-anak dan kelompok rentan,” katanya.
Baca juga: BGN izinkan kembali operasional SPPG Sungai Lakam
Pewarta: Gecio Viana
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































