Jakarta (ANTARA) - PT Nestle Indonesia terus mendorong inisiatif pengelolaan sampah yang berkelanjutan untuk mendukung upaya pemerintah mengatasi isu sampah di Indonesia, setelah sebelumnya menerima apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Selama lebih dari 52 tahun, PT Nestlé Indonesia senantiasa berupaya untuk memastikan kegiatan operasionalnya mampu menciptakan manfaat bersama baik bagi individu, masyarakat maupun bagi lingkungan. Kami berharap penghargaan ini dapat menginspirasi kami untuk terus berpartisipasi dan ambil bagian dalam mengatasi isu sampah di Indonesia," kata Direktur Corporate Affairs & Sustainability PT Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu dalam keterangan diterima di Jakarta, Rabu.
"Selanjutnya, kami tentunya juga berharap untuk dapat berkolaborasi bersama pihak-pihak lainnya dengan mengedepankan aspek keberlanjutan untuk melestarikan bumi baik bagi generasi saat ini maupun mendatang," tambahnya.
PT Nestle Indonesia sebelumnya telah mendapatkan apresiasi bersama 19 perusahaan lain di sektor manufaktur, ritel, dan jasa makanan/minuman yang turut aktif mencari solusi dari masalah persampahan di Indonesia.
Baca juga: Menteri LH: Masalah TPA open dumping yang berlarut bisa jadi bom waktu
KLHK, yang kini dipisah menjadi KLH dan Kemenhut menyerahkan apresiasi itu lewat Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) pada 7 Oktober 2024.
Apresiasi yang diberikan PSLB3 KLHK RI kepada PT Nestlé Indonesia merupakan cerminan kepatuhan perusahaan dalam menerapkan peta jalan pengurangan sampah sesuai dengan Peraturan Menteri LHK No. P.75 Tahun 2019.
Melalui program pembangunan fasilitas TPS3R Baraya Runtah yang berada di Karawang, Jawa Barat, PT Nestlé Indonesia berhasil terpilih bersama dengan 19 perusahaan lainnya, setelah melewati berbagai proses penilaian seperti verifikasi dokumen dan kunjungan lapangan.
Rosa Vivien Rahmawati yang kala itu menjabat sebagai Direktur Jenderal PSLB3 KLHK menyampaikan bahwa penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi dari pemerintah kepada perusahaan-perusahaan yang dinilai memiliki komitmen kuat dalam pengelolaan sampah secara terintegrasi.
"Penghargaan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran seluruh elemen masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang lebih baik, dengan menyeimbangkan antara pendekatan hulu dan hilir melalui penerapan 3R, EPR, circular economy, dan industrialisasi pengolahan sampah," jelasnya.
Melalui kolaborasi lintas sektor bersama Pemerintah Kabupaten Karawang dan KSM Sahabat Lingkungan, PT Nestlé Indonesia membangun fasilitas Tempat Pengolahan Sampah - Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Baraya Runtah di desa Sukaluyu, Jawa Barat pada 2021.
Baca juga: Kemenhut: Kearifan lokal bisa ditiru untuk kurangi sampah sisa makanan
Sebagai kelanjutan kerja sama tersebut, Pemerintah Kabupaten Karawang dan PT Nestlé Indonesia memperkuat upaya penanganan sampah di Kabupaten Karawang melalui program pengembangan fasilitas dan komunitas di 10 TPS3R yang diinisiasi Kementerian PUPR RI.
Program itu kemudian memungkinkan TPS3R melayani hingga 6.500 rumah tangga di Kabupaten Karawang dengan kapasitas rata-rata 15 ton sampah per hari, sehingga membantu mengurangi pengiriman sampah ke TPA serta kebocoran sampah ke laut.
PT Nestlé Indonesia terus berinovasi untuk mendukung ekonomi sirkular, sebagai bagian perjalanannya dalam membantu melindungi, memperbarui dan memulihkan.
"Inisiatif kami mencakup pengembangan kemasan berkelanjutan, pengurangan penggunaan plastik baru, mengubah perilaku masyarakat dalam memilah sampah, serta menyediakan fasilitas pengumpulan dan pengelolaan sampah. Kolaborasi dengan pemerintah, mitra, konsumen, dan masyarakat adalah kunci untuk mengurangi sampah dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia," demikian Sufintri Rahayu.
Baca juga: KLH siapkan sejumlah langkah untuk tingkatkan pengelolaan sampah
Baca juga: Menteri LH: Kabinet baru serius tangani isu pengelolaan sampah
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024