Jakarta (ANTARA) - Atlet para-angkat berat Delima Yunia Susanti mengaku tidak terbebani dengan target National Paralympic Committe yang berharap cabang olahraga tersebut mampu meraih emas pada Asian Youth Para Games (AYPG) 2025 di Dubai, Uni Emirat Arab pada 7-14 Desember.
NPC menargetkan Indonesia meraih empat medali emas di ajang empat tahunan ini, dan empat medali tertinggi itu diharapkan lahir dari tiga cabang olahraga, salah satunya para-angkat berat.
“Motivasi, menjadi motivasi terbesar,” kata atlet 15 tahun itu saat ditemui awak media di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu, sebelum keberangkatannya ke Dubai.
Delima datang ke AYPG 2025 sebagai atlet debutan yang baru pertama kali berkompetisi di level internasional.
Kendati baru pertama kali, Delima mempunyai modal berharga di ajang edisi kelima ini, setelah ia mendapatkan dua medali perak pada Pekan Paralimpik Daerah (Peparda) 2022 dan satu perak di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024.
“Persiapannya benar-benar hebat. Butuh waktu juga berlatih mengisi tenaga untuk membuktikan nanti di Dubai nanti Indonesia dapat emas lebih banyak,” tutur Delima.
Ia menambahkan, “Dulu di Peparda Bekasi aku memenangkan medali perak. Di Peparnas kemarin menang perak di kelas 79 kilogram (kg). Semoga di Dubai bisa memenangkan emas”.
Baca juga: Empat emas, target NPC untuk Indonesia di Asian Youth Para Games 2025
Dalam kesempatan yang sama, atlet asal Bandung, Jawa Barat itu mengungkapkan pesan pelatihnya kepada dirinya yang baru pertama kali bermain di kompetisi luar negeri.
“Jangan nyerah. Intinya tunjukin hasil yang diberikan pelatih selama latihan, mau gimana pun hasilnya tetap buktikan. Semoga di hasil hari ini bisa menangkan emas untuk Indonesia,” ungkap Delima.
Lebih lanjut, Delima mengungkapkan kesulitan yang ia alami sebelum terjun di dunia olahraga disabilitas ketika ia menjadi tuna daksa pada usia tiga bulan karena sakit yang ia alami.
Ia mengatakan dulu sempat minder dengan kondisi tubuhnya saat menginjak kelas 5 Sekolah Dasar (SD), sekitar usia 11 tahun. Namun, perasaan ini perlahan hilang dan sepenuhnya tak ada di dalam dirinya ketika ia memenangkan medali perak di Peparda 2022.
“Dulu sempet minder waktu 5 SD, usia 11 tahun. Pas masuk Peparda 2022 itu udah gak minder, karena hasil sendiri,” tutur Delima.
Saat ditanya penghasilan yang ia dapatkan selama menjadi atlet, Delima mengatakan sudah bisa membelikan motor untuk keluarganya. Harapannya ke depan, prestasi-prestasinya di dunia olahraga disabilitas ini dapat untuk membeli mobil dan rumah.
Baca juga: Atlet para-tenis meja diminta untuk rileks menjelang AYPG 2025
Baca juga: Tiga emas, target I Kadek Dwi Purwana Yasa di AYPG 2025
Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































