Di DPR, Mendukbangga sebut terlalu banyak K/L yang ngurusin stunting

2 months ago 22
Terlalu banyak yang mengeroyok (penurunan stunting), tetapi di mana, apa, dan siapa, ukurannya terkadang kurang jelas

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyatakan ada 8,6 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) di Indonesia, yang saat ini fokus diintervensi asupan gizi, air bersih, sanitasi, hingga mencegah pernikahan dini.

Berdasarkan pengalaman dari Peraturan Presiden (PP) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, Mendukbangga Wihaji menyoroti terlalu banyak Kementerian/Lembaga (K/L) yang terlibat untuk mengintervensi stunting yakni 33 K/L, namun hal tersebut masih kurang efektif karena tidak menyasar hulunya.

"Terlalu banyak yang mengeroyok (penurunan stunting), tetapi di mana, apa, dan siapa, ukurannya terkadang kurang jelas. Ini menjadi catatan, semoga ke depan tidak banyak, tetapi kita fokus di hulunya yaitu air bersih, asupan gizi atau nutrisi, sanitasi, dan pernikahan dini," kata Mendukbangga Wihaji dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Mendukbangga: Perlu lebih fokus pada anak berisiko stunting

Menurutnya, monitoring dan evaluasi program penurunan stunting juga harus jelas serta menekankan pada penanganan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau usia 0-2 tahun.

Ia juga mengemukakan ukuran penurunan stunting memang tidak terlalu kasat mata, salah satunya yakni perubahan perilaku di dalam keluarga. Namun hal tersebut penting karena menunjukkan keberhasilan intervensi.

"Misalnya tentang kehadiran di pertemuan Bina Keluarga Balita (BKB), ini penting karena kekuatannya ada di keluarga, mulai dari calon pengantin, ibu hamil, karena setelah 1.000 HPK (kemungkinan sembuh dari stunting) hanya 20 persen. Ke depan, fokus kita ke penyebab atau keluarga risiko stunting yang akan kita tangani," ujar Mendukbangga.

Baca juga: BKKBN fokus beri Makan Bergizi Gratis untuk keluarga risiko stunting

Berdasarkan data Kemendukbangga/BKKBN, lanjutnya, terdapat 3,7 juta KRS yang tidak memiliki jamban layak, 1,9 juta KRS tidak memiliki air minum utama yang layak, dan 4,3 juta KRS dengan pasangan usia subur empat terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, dan terlalu banyak, serta tidak menggunakan KB modern.

"Data ini akan menjadi fokus utama dalam penanganan agar tidak stunting. Kita memiliki Penyuluh KB atau Penyuluh Lapangan KB (PKB/PLKB) sebanyak 18.086, tim Pendamping Keluarga (TPK) sebanyak 602.089, yang akan menjadi kekuatan bersama, terdiri dari bidan, kader PKK, kader KB, dokter, perawat, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lainnya," tutur Mendukbangga.

Baca juga: Mendukbangga: Gerakan orang tua asuh stunting bidik 1 juta KRS di 2025

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |