Dari ladang hingga piring, China upayakan kurangi pemborosan makanan

3 months ago 32

Tianjin (ANTARA) - Di sebuah restoran yang ramai di Distrik Xiqing, Tianjin, papan-papan bertuliskan Save Food (Jangan Buang Makanan) menarik perhatian. Usai bersantap siang bersama keluarganya, seorang wanita bermarga Wang dengan hati-hati membungkus semangkuk bubur yang separuhnya sudah dimakan untuk dibawa pulang.

"Saya ingin anak saya belajar tentang nilai makanan sejak dini," katanya sambil memasukkan wadah tersebut ke dalam tasnya, sebuah aksi kecil yang menggemakan gerakan nasional untuk mengurangi pemborosan makanan.

Dari kampanye kesadaran publik hingga perombakan industri, China sedang menjalani transformasi hijau dalam cara menanam, menyiapkan, dan mengonsumsi makanan.

Manajer restoran Guo Ke mengatakan kampanye nasional Clean Your Plate (Habiskan Makanan di Piring Anda) membuahkan perubahan nyata dalam perilaku pelanggan. Sementara, industri layanan makanan juga meningkatkan praktiknya.

"Kami mengikuti model pembelian sesuai permintaan untuk menghindari memasok bahan makanan yang berlebihan. Manajemen ilmiah dalam penyimpanan dan penyiapan makanan membantu kami memanfaatkan setiap bahan makanan secara maksimal," kata Guo.

Ia menambahkan restoran itu juga menawarkan porsi setengah dan porsi kecil untuk mendorong pelanggan memesan dengan porsi yang lebih wajar.

Di tingkat kebijakan, China telah mengeluarkan undang-undang antipemborosan makanan yang penting, membentuk kerangka hukum yang kuat untuk mengatasi limbah dari pertanian hingga sumpit. Di bawah undang-undang tersebut, penyedia layanan jasa boga diwajibkan untuk mengingatkan pelanggan agar tidak memesan makanan secara berlebihan dan dapat mengenakan biaya pembuangan untuk sisa makanan dalam jumlah besar.

Selain itu, undang-undang ketahanan pangan, yang diterapkan pada 2023 mencakup ketentuan untuk mempromosikan konservasi biji-bijian, memperkuat landasan hukum untuk upaya nasional melawan limbah.

Pihak berwenang juga memperkenalkan standar nasional seperti standar evaluasi peringkat kredit untuk industri restoran dan prinsip-prinsip umum untuk manajemen pengurangan limbah makanan dalam layanan jasa boga.

"China kini memiliki salah satu sistem anti sampah makanan yang paling komprehensif di dunia," ujar Profesor di Tianjin University of Finance and Economics Wu Bo.

Di bawah panduan kebijakan, kota-kota di seluruh China menyambut baik perubahan itu.

Di Beijing, "bank makanan" telah diujicobakan untuk memberikan kehidupan kedua bagi bahan makanan yang hampir kedaluwarsa dengan mendistribusikannya kembali ke masyarakat yang membutuhkan. Sementara itu, di Shanghai, kampanye "Habiskan Makanan di Piring Anda" telah mengakar di industri restoran, membantu mengurangi sampah dapur hingga hampir 50 persen.

Pada akhir tahun lalu, Shanghai telah menyertifikasi 2.950 "restoran hijau", di mana keamanan makanan, praktik rendah karbon, dan standar bisnis yang etis menjadi pertimbangan.

Di luar kampanye "Habiskan Makanan di Piring Anda", upaya untuk mengurangi limbah makanan kini merambah ke seluruh rantai pasokan, mulai dari pertanian yang lebih cerdas hingga logistik yang lebih ramah lingkungan.

Para petani mengendarai mobil penanam untuk menanam bibit padi di lahan percontohan di Distrik Xiqing, Tianjin, China utara, 25 Mei 2025. ANTARA/Xinhua

Di sebuah pertanian modern di Tianjin, sejumlah drone dan mesin penanam bekerja selaras dengan data satelit untuk mengelola sawah secara lebih efisien, di mana lebih sedikit biji-bijian terbuang selama produksi.

"Sebuah tim yang terdiri atas enam orang dapat mengelola lebih dari 1.300 hektare sawah, dengan hasil panen yang meningkat dari tahun ke tahun berkat solusi yang dirancang khusus dan ramah lingkungan," ujar Dai Renqiang, seorang manajer pertanian.

Namun, secara makro, tantangan masih tetap ada. Data dari Institut Ilmu Geografi dan Penelitian Sumber Daya Alam (Institute of Geographic Sciences and Natural Resources Research) di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences) menunjukkan bahwa 8 persen biji-bijian China hilang dalam proses dari produksi dan panen hingga penyimpanan, pengangkutan, dan konsumsi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, China meluncurkan rencana aksi nasional pada akhir 2024 guna membangun mekanisme jangka panjang untuk penghematan makanan. Rencana itu bertujuan untuk menjaga tingkat kehilangan dalam proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan pemrosesan biji-bijian berada di bawah rata-rata internasional pada 2027.

"Lebih dari sekadar konservasi, transformasi bersantap yang ramah lingkungan di China mencerminkan komitmen yang lebih dalam terhadap keberlanjutan, dan visi untuk melindungi masa depan pangan dan masyarakat," ujar Wu Bo.

Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |