Dampak bencana, sejumlah sekolah Sumbar butuh alat berat dan relokasi

3 days ago 3
Ada masukan dari guru-guru tadi, karena sekolah ini memang lokasinya tidak aman dan sangat dekat dengan sungai dan langganan banjir. Kemungkinan untuk ke depan sekolah ini akan direlokasi di tempat yang baru...

Padang (ANTARA) - Sejumlah sekolah yang terdampak banjir dan longsor di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) membutuhkan alat berat untuk membersihkan material lumpur serta batu dan beberapa diantaranya butuh opsi relokasi ke tempat yang lebih aman.

Salah satu yang memerlukan relokasi yakni SMAN 1 Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman. Menurut kesaksian para guru, sekolah tersebut memang menjadi langganan banjir apabila hujan deras melanda.

Namun bencana yang terjadi pada Kamis (27/11) membuat sekolah porak-poranda, terutama oleh endapan lumpur akibat hujan deras selama beberapa hari. Di samping itu, lokasi sekolah yang persis berdekatan dengan sungai semakin memperburuk keadaan.

Seluruh areal sekolah ditutupi lumpur dengan ketinggian bervariasi. Tertinggi hingga mencapai lutut orang dewasa.

Baca juga: Kemendikdasmen cek lapangan untuk bantuan pendidikan korban banjir

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti saat mengunjungi sekolah tersebut mendapat masukan agar sekolah bisa direlokasi ke lokasi yang lebih aman.

“Ada masukan dari guru-guru tadi, karena sekolah ini memang lokasinya tidak aman dan sangat dekat dengan sungai dan langganan banjir. Kemungkinan untuk ke depan sekolah ini akan direlokasi di tempat yang baru, mudah-mudahan ya,” kata Mendikdasmen Abdul Mu’ti di Padang, Jumat.

“Dan kalau sudah ada tanahnya dari pemerintah provinsi, kami akan upayakan untuk dapat bantuan dari kementerian dalam bentuk unit sekolah baru,” tambahnya.

Baca juga: Kemendikdasmen salurkan bantuan, dukung kegiatan belajar pasca-bencana

Batuan memenuhi ruang laboratorium di SMPN 1 Tanjung Balai, Agam, Sumatera Barat, Jumat (5/12/2025). (ANTARA/Asep Firmansyah)

Kondisi yang sama terjadi di SDN 08 Bancah, di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Banjir bandang pada Kamis (27/11) membuat tembok salah satu ruangan jebol dan tak bisa lagi digunakan. Sementara ruangan lain sudah dipenuhi endapan lumpur tebal.

Sekolah SD tersebut juga lokasinya dekat dengan aliran sungai. Ketika banjir bandang menerjang, kayu-kayu dengan ukuran bervariasi meluluhlantakkan areal sekolah dan sekitarnya. Bahkan terdapat laporan beberapa orang tewas tersapu banjir.

Begitu pula dengan kondisi SMPN 1 Tanjung Balai, Kabupaten Agam, yang juga mengkhawatirkan. Aliran air di belakang sekolah tak hanya membawa lumpur tetapi juga batu-batu yang terbawa arus kencang sungai.

Baca juga: Kemendikdasmen salurkan Rp13,3 miliar, dukung pemulihan pascabencana

Ruang laboratorium yang letaknya persis di belakang sungai kondisinya sudah hampir tertutupi batuan dan lumpur.

Kepala Sekolah SMPN 1 Tanjung Balai Mirna Zulfianti mengatakan pihaknya membutuhkan alat berat untuk menyingkirkan batuan yang memenuhi ruang kelas. Selain itu, kata dia, normalisasi sungai diperlukan agar aliran air tidak masuk ke sekolah.

Baca juga: Mendikdasmen pastikan guru dan siswa terdampak banjir dapat bantuan

“Apabila membersihkan ruangan, itu kami bisa sendiri. Tapi untuk material lumpur dan batu kami membutuhkan alat berat untuk membersihkannya,” kata Mirna.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |