COO Google Cloud: Privasi-keamanan data jadi prioritas utama di era AI

4 weeks ago 8
Ada serangkaian penawaran keamanan yang sangat tangguh, dan itu mencakup banyak hal.

Singapura (ANTARA) - Chief Operating Officer (COO) Google Cloud Francis DeSouza menegaskan bahwa privasi dan keamanan data pelanggan merupakan prioritas utama di tengah pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Menjawab ANTARA dalam sesi media roundtable di Singapura, Rabu, DeSouza mengatakan perusahaan komputasi cloud itu berinvestasi teknologi untuk memastikan data tetap tersimpan di dalam batas wilayah yang ditentukan, sekaligus terlindungi dari ancaman siber yang semakin kompleks.

"Ada serangkaian penawaran keamanan yang sangat tangguh, dan itu mencakup banyak hal. Pertama, bagaimana Anda dapat mengamankan model Anda? Apa pelindung model yang Anda miliki untuk memastikan model Anda tetap aman?," ujarnya.

Google Cloud menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar terbesarnya di Asia Tenggara. Tujuh bank terbesar di Indonesia, tiga perusahaan telekomunikasi, sejumlah perusahaan ritel, dan perusahaan rintisan bervaluasi 1 miliar dolar AS (unicorn) di Indonesia bekerja sama membangun platform Google Cloud.

Google Cloud juga menawarkan penggunaan AI untuk meningkatkan postur keamanan perusahaan secara keseluruhan. Ia menyebut sudah banyak perusahaan memanfaatkan agen berbasis AI dari Google Cloud untuk memperkuat operasional keamanan.

Teknologi AI itu digunakan untuk membantu mengelola jutaan log dari infrastruktur IT dan keamanan, mendeteksi potensi pelanggaran, hingga meringankan beban pusat operasi keamanan yang kerap kewalahan menghadapi banjir peringatan.

"Kami juga membahas kemampuan seputar penggunaan AI untuk mempercepat alur kerja yang terkait dengan terjadinya pelanggaran," kata dia lagi.

Ketika pelanggaran mengenai ketentuan penyimpanan data terjadi, ujar dia, setiap menit dan jam sangat penting untuk memitigasi dampak kerusakan yang lebih besar. Dengan begitu, penggunaan AI dapat membantu otomatisasi alur kerja sehingga respons yang diterbitkan dapat lebih cepat.

Hal itu juga terkait dengan proyeksi ancaman keamanan data di masa datang. Google Cloud membahas itu dengan berbagai perusahaan mitra untuk memitigasi ancaman-ancaman penyimpanan data seperti malware termutakhir, dan deepfake.

"Sehingga keamanan, 'data compliance' adalah hal yang sangat penting," ujarnya.

Solusi AI, kata DeSouza, turut membantu melipatgandakan pendapatan Google Cloud secara global. Google Cloud mencatatkan pendapatan sebesar 13,6 miliar pada kuartal 2025 atau meningkat 32 persen (year on year/yoy).

Managing DIrector Southeast Asia Google Cloud Mark Micallef berujar bahwa pemerintah, perusahaan, dan perusahaan rintisan telah beralih ke Google Cloud AI untuk meningkatkan produktivitas, mempercepat inovasi, dan meningkatkan perekonomian mereka dalam rantai nilai.

Saat ini, menurutnya lagi, kawasan Asia Tenggara sedang berada di pergeseran fundamental, di mana AI menjadi teknologi paling signifikan yang diutilisasi untuk mendorong fase pertumbuhan di kawasan. AI diperkirakan dapat mendorong nilai perekonomian Asia Tenggara hingga mencapai 270 miliar dolar AS.

Baca juga: Terralogiq dukung transformasi digital di Indonesia via Google Cloud

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |