CISC dorong peningkatan sistem kesehatan berorientasi kepada pasien

3 weeks ago 8

Jakarta (ANTARA) - Cancer Information and Support Center Association (CISC) menegaskan pentingnya penguatan sistem kesehatan nasional agar lebih berorientasi pada pemenuhan hak pasien, khususnya dalam penanganan kanker paru.

"Negara harus menempatkan kebutuhan pasien sebagai prioritas utama dalam kebijakan kesehatan. Terutama akses terhadap terapi dan obat inovatif ini juga harus menjadi agenda nasional," kata Ketua Umum CISC Aryanthi Baramuli Putri kepada media di Jakarta, Rabu.

CISC menyoroti empat aspek utama yang perlu diperkuat dalam reformasi sistem kesehatan, yakni ketersediaan informasi dan edukasi yang memadai mengenai kanker paru serta pengobatan terkini, layanan kesehatan inklusif dan merata, dukungan penanganan berbasis tim multidisiplin, serta kemudahan akses terhadap terapi inovatif.

Baca juga: Dokter: Perokok pasif miliki resiko kanker dampak gangguan kesehatan

Menurut Aryanthi, langkah itu sangat krusial mengingat kanker paru masih menjadi penyebab kematian terbesar di dunia maupun di Indonesia.

Data GLOBOCAN 2022 mencatat 2,4 juta kasus baru kanker paru di seluruh dunia, dengan kontribusi 18,7 persen terhadap kematian akibat kanker. Sementara di Indonesia, kanker paru menyumbang 14,1 persen dari total kematian akibat kanker.

Sebagian besar pasien di Indonesia, menurut CISC, baru terdiagnosis pada stadium lanjut sehingga berdampak pada semakin kecil peluang kesembuhan dan keterbatasan akses pengobatan inovatif.

aminan Kesehatan Nasional (JKN) saat ini baru menanggung terapi target generasi pertama dan kedua, sementara terapi generasi ketiga yang lebih efektif belum masuk dalam cakupan.

"Sistem kesehatan yang berpihak pada pasien harus selaras dengan dukungan pembiayaan publik, proses yang sederhana, dan transparansi yang jelas," ujar Aryanthi.

Aryanthi menegaskan bahwa setiap pasien kanker juga memiliki hak yang dilindungi undang-undang, mulai dari hak atas informasi, pelayanan medis bermutu, persetujuan tindakan medis, hingga hak untuk didampingi keluarga saat kritis.

Dengan penguatan regulasi, optimalisasi pembiayaan publik, dan komitmen pemerintah, CISC optimistis kualitas hidup pasien kanker di Indonesia dapat terus meningkat.

“Kanker adalah penyakit katastropik dengan pengobatan jangka panjang yang mustahil ditanggung sendiri oleh pasien. Oleh karena itu, kami berharap JKN menjamin pilihan pengobatan terbaik sesuai kebutuhan, dan berkesinambungan,” kata dia.

Baca juga: POTI gelar Rakernas bahas strategi penanganan kasus kanker paru

Baca juga: Pakar: BPJS perlu fokus pencegahan guna tekan penyakit akibat rokok

Baca juga: Dokter: Perokok aktif di atas 45 tahun wajib skrinin kanker paru

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |