China tingkatkan kesehatan masyarakat lewat kemajuan vaksin, imunisasi

2 hours ago 3

Wuhan (ANTARA) - China telah membuat kemajuan signifikan dalam pengembangan vaksin dan imunisasi, ditandai dengan portofolio vaksin produksi dalam negeri yang terus bertambah dan peningkatan kesehatan masyarakat.

Pencapaian ini disoroti dalam Konferensi Vaksin dan Kesehatan Nasional (National Vaccines and Health Conference) 2025, yang diselenggarakan pada akhir pekan lalu di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China tengah, dan dihadiri oleh hampir 3.000 pejabat kesehatan masyarakat dan tenaga medis profesional.

Selama beberapa tahun terakhir, China telah mencapai terobosan penting dalam teknologi vaksin.

Pencapaian tersebut meliputi keberhasilan pengembangan vaksin virus papiloma manusia (human papillomavirus/HPV) dan vaksin Ebola buatan China, serta kemajuan dalam vaksin konjugat pneumokokus untuk melawan 13 jenis bakteri dan vaksin herpes zoster.

Sejumlah vaksin China telah menerima prakualifikasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sehingga memungkinkan vaksin-vaksin tersebut didistribusikan di negara-negara mitra Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (BRI).

Kemajuan-kemajuan ini menekankan pada perubahan yang lebih luas dalam industri vaksin China, dari yang awalnya berfokus pada kebutuhan domestik menjadi semakin berkontribusi bagi rantai pasokan vaksin global, menurut Wang Yunfu, kepala Komisi Kesehatan Provinsi Hubei.

Lanskap bioteknologi global juga membantu mempercepat transformasi ini, seperti diungkapkan para peserta.

Dalam beberapa tahun terakhir, terobosan dalam teknologi seperti platform mRNA, vektor virus, dan sistem pengiriman partikel nano telah membuka peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk penelitian dan pengembangan vaksin, yang secara signifikan meningkatkan efisiensi dan respons imun.

Selain inovasi ilmiah, China juga sangat mengedepankan keamanan dan pengawasan regulasi.

Pada 2019, China menjadi negara pertama yang menerapkan undang-undang pemberian vaksin yang komprehensif, diikuti dengan standar imunisasi yang diperbarui pada 2023.

Sistem penelusuran di seluruh China telah disiapkan, memastikan bahwa setiap dosis dapat dilacak dari produksi hingga pemberian vaksin, meningkatkan transparansi dan kepercayaan publik.

Program imunisasi nasional China telah menuai berbagai hasil kesehatan masyarakat yang signifikan.

Negara itu mencapai status bebas polio pada 2000, memberantas tetanus neonatal pada 2012, dan tidak melaporkan adanya kasus difteri yang ditularkan secara lokal sejak 2007.

Prevalensi antigen permukaan hepatitis B di kalangan anak-anak berusia di bawah lima tahun menurun dari hampir 10 persen pada 1992 menjadi hanya 0,3 persen pada 2020.

Cakupan vaksinasi rutin berada di atas 90 persen secara nasional, didukung oleh infrastruktur perawatan kesehatan ekstensif yang memastikan setiap kota memiliki setidaknya satu unit vaksinasi.

Upaya-upaya untuk memperluas akses dan meningkatkan pemberian pelayanan tetap menjadi prioritas utama. "Kesehatan masyarakat harus dilindungi melalui layanan vaksin yang lebih mudah diakses dan berkualitas lebih tinggi," ujar Li Bin, presiden Asosiasi Pengobatan Pencegahan China.

Dia menambahkan bahwa tujuan ini tercermin dalam tema konferensi itu.

Sebagai contoh, di Hubei, anak perempuan berusia 14 tahun kini memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksinasi HPV gratis, dan imunisasi untuk bayi yang baru lahir diintegrasikan ke dalam proses pendaftaran kelahiran untuk memastikan cakupan yang lebih awal dan tepat waktu.

Ke depannya, China bersiap menyempurnakan strategi dan layanan imunisasinya lebih lanjut.

Otoritas kesehatan sedang mempertimbangkan penyesuaian dinamis pada program imunisasi nasional untuk memprioritaskan vaksin dengan efektivitas biaya yang tinggi atau yang terkait dengan penyakit berbiaya tinggi.

Di beberapa daerah, program percontohan memungkinkan penggunaan akun asuransi kesehatan pribadi untuk menanggung vaksin yang tidak wajib, sehingga mengurangi biaya yang harus ditanggung sendiri oleh masyarakat.

Alat-alat digital juga akan memainkan peran yang semakin besar dalam memodernisasi layanan imunisasi.

Catatan vaksinasi elektronik dibagikan di seluruh provinsi, sementara kecerdasan buatan (AI) membantu penjadwalan janji temu. Platform mahadata (big data) meningkatkan manajemen inventaris dan logistik vaksin.

Yin Zundong, kepala Pusat Program Imunisasi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, menekankan peran teknologi data yang canggih.

"Dengan bantuan mahadata dan AI, pengawasan penyakit dan sistem peringatan dini dapat menjadi lebih akurat dan efisien. Ke depannya, alat berbasis data akan memungkinkan penilaian yang akurat terhadap efektivitas perlindungan vaksin," kata Yin.

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |