Jakarta (ANTARA) - Penantang utama gelar juara kelas menengah (83,9 kg) Ultimate Fighting Championship (UFC) Khamzat Chimaev tidak yakini bakal ikut dalam kartu pertarungan ajang UFC Gedung Putih meskipun telah diizinkan kembali berlaga di Amerika Serikat (AS) setelah hampir tiga tahun terkendala visa.
"Lihat wajah saya. Saya rasa tidak. Mereka (akan mendeportasi saya) ke kamp imigran atau semacamnya," kata Chimaev sambil tersenyum ketika ditanya tentang bertarung di Gedung Putih dalam laporan laman MMA Fighting dikutip di Jakarta, Jumat.
Petarung asal Chechnya itu kesulitan untuk bepergian ke AS dalam beberapa tahun terakhir karena hubungannya dengan pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov yang dijatuhi sanksi berat oleh pejabat AS pada 2020 atas "pelanggaran berat hak asasi manusia".
Kini, Chimaev diizinkan bertarung di AS yang menurutnya berkat dukungan Presiden AS Donald Trump. Chimaev yang tak terkalahkan dengan 14 kemenangan akan menghadapi pemegang gelar kelas menengah UFC Dricus du Plessis di UFC 319 di Chicago pada 16 Agustus,
Dia menghabiskan sebagian besar kamp pelatihannya di California untuk mempersiapkan kesempatan pertamanya menjadi juara UFC.
Meskipun telah mendapatkan visa untuk berpergian dan bekerja di AS, ia tak yakin bisa ikut dalam kartu pertarungan UFC Gedung Putih.
Presiden Trump telah mengumumkan rencana untuk menyelenggarakan kartu UFC di Gedung Putih pada 2026 sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke-250 Amerika.
Baca juga: Joe Pyfer masuk agenda pertarungan UFC 320 setelah raih dua kemenangan
Meskipun rinciannya masih dalam proses penyusunan, CEO UFC Dana White menyatakan bahwa timnya di UFC sudah mempersiapkan logistik untuk acara bersejarah tersebut, yang kemungkinan akan berlangsung sekitar Juli 2026.
Chimaev mengatakan bahwa dirinya hanya seorang atlet yang telah berlatih sepanjang hidupnya. Dia pun tidak memahami bahwa ada pihak yang menempatkannya seperti sampah politik dan menghambat visa-nya.
"Saya hanya melakukan ini untuk keluarga saya, bertarung, berlatih. Atlet tidak harus terlibat dengan politik. Saya tidak terhubung (dengan politik)," katanya.
Ia mengatakan, kepentingan politik telah merugikan banyak atlet. Olahraga MMA menyatukan semua orang dan semua negara, tetapi ada pihak yang ingin melakukannya dengan cara berbeda-beda.
Hal itu membuatnya tidak yakin mendapatkan kesempatan ikut bertarung di UFC Gedung Putih. "Saya sih senang kalau mereka mau memberikan saya kesempatan bertanding di sana (UFC Gedung Putih), tetapi sepertinya tidak," katanya.
Terlepas dari hubungannya dengan Kadyrov selama bertahun-tahun, Chimaev secara konsisten mengecilkan minatnya di dunia politik, termasuk wacana apa pun yang sedang berkembang di Amerika.
Chimaev justru lebih suka menjauhkan politik dari olahraga, dan karena itulah ia mengaku bingung kenapa UFC menggelar acara di Gedung Putih.
"Saya tidak mengerti kenapa mereka mau menggelar pertandingan di sana. Saya tidak mengerti. Kenapa politik digabung dengan olahraga? Entahlah," katanya.
Baca juga: Hernandez lawan Dolidze di UFC APEX, perjuangan dekati perebutan gelar
Baca juga: Julius Walker fokus bangun momentum setelah kekalahan debut di UFC
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.