Capai ketahanan energi, RI-Bangladesh perkuat kemitraan strategis

3 weeks ago 12

Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Bangladesh berkomitmen untuk memperkuat kemitraan strategis dalam rangka mencapai ketahanan sektor energi di masing-masing negara Asia tersebut.

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, menyampaikan bahwa kerja sama Indonesia dan Bangladesh menjadi penting di tengah kondisi energi global saat ini.

"Indonesia dan Bangladesh tengah menghadapi tantangan ganda, yakni memastikan ketahanan energi dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri, sekaligus melakukan transisi menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan," ujar Dadan dalam sambutannya, saat hadir sebagai Chairman Delegasi Indonesia pada The First Indonesia-Bangladesh Joint Committee Meeting on Energy di Yogyakarta, Jumat.

Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang Kerja Sama Energi pada 4 September 2023.

Dadan pun menjabarkan bahwa Indonesia dan Bangladesh selama ini memiliki hubungan ekonomi yang erat, dengan nilai perdagangan bilateral pada 2024 mencapai 2,94 miliar dolar AS.

Dari angka tersebut, ekspor batu bara Indonesia mendominasi dengan nilai 1,05 miliar dolar AS atau setara 13,2 juta ton.

Selain batu bara, Indonesia juga mengekspor minyak sawit, arang besi (clinker), dan produk kimia, sementara Bangladesh memasok tekstil, produk anyaman, dan alas kaki ke Indonesia, yang menambah keberagaman dan keseimbangan hubungan dagang kedua negara.

Dadan menambahkan Indonesia menegaskan kesiapannya mendukung kebutuhan energi Bangladesh, khususnya dalam pasokan batu bara yang stabil dan terjangkau, sekaligus berkomitmen mengembangkan teknologi batu bara bersih dan energi berkelanjutan.

Dengan kapasitas pembangkit listrik nasional yang telah mencapai 105 GW hingga pertengahan 2025, di mana 15 persen di antaranya berbasis energi terbarukan, Indonesia optimistis dapat menjadi mitra strategis bagi Bangladesh.

"Indonesia juga membuka peluang kolaborasi di bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM) energi," sebut Dadan.

Dua politeknik di bawah Kementerian ESDM, yaitu Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu serta Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung, siap mendukung peningkatan kapasitas tenaga kerja sektor energi di kedua negara.

Pertemuan tersebut, imbuh Dadan, tidak hanya memperkuat persahabatan, tetapi juga meletakkan dasar bagi kerja sama jangka panjang di bidang energi kedua negara.

Indonesia terbuka dengan kesempatan kolaborasi dengan Bangladesh dalam membangun infrastruktur energi, pembangkit listrik baru, memajukan proyek minyak dan gas bumi (migas), serta meningkatkan inisiatif energi terbarukan.

"Kami percaya melalui sinergi kedua negara, kita dapat memastikan ketahanan energi, mendorong keberlanjutan, dan membawa manfaat bagi masyarakat Indonesia dan Bangladesh. Peningkatan ekonomi dan permintaan energi yang pesat di Bangladesh membuka peluang kerja sama yang saling menguntungkan. Indonesia dapat mendukung pembangunan Bangladesh, sekaligus membuka cakrawala baru bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk berinvestasi dan berkembang," sebut Dadan.

Secretary of Power Division of Bangladesh Farzana Mamtaz menyampaikan bahwa melalui pertemuan kedua negara kali ini, Bangladesh berupaya memperdalam kerja sama di subsektor kelistrikan dan energi.

Kedua subsektor itu, merupakan bidang fundamental bagi pembangunan kedua negara.

"Saat ini, hampir seluruh penduduk kami memiliki akses listrik. Namun, seiring dengan aspirasi kami untuk menjadi negara maju, permintaan energi kami terus meningkat, yang membutuhkan inovasi dalam negeri dan kemitraan internasional yang lebih kuat. Dalam konteks ini, Indonesia berdiri sebagai mitra, negara yang kaya akan sumber daya energi dan keahlian teknologi, serta sahabat terpercaya di Asia," ujar Mamtaz.

Adapun Bangladesh telah mengadopsi Renewable Energy Policy 2025, yang menargetkan 20 persen energi terbarukan pada 2030 dan 30 persen pada 2040.

Proyek PLTS atap dan angin pesisir tengah berkembang pesat.

Mamtaz berpendapat pengalaman dan teknologi yang dimiliki Indonesia dapat mempercepat pencapaian target-target tersebut.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |