Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti menyatakan Indonesia berhasil membangun sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) hanya dalam waktu 10 tahun, atau lebih cepat dibandingkan sejumlah negara maju.
"Seperti Jerman yang memerlukan 127 tahun, Jepang 36 tahun, dan Korea Selatan 12 tahun. (10 tahun) ini prestasi luar biasa yang harus dirawat bersama. JKN bukan hanya program pemerintah, tetapi karya bangsa yang mencerminkan semangat gotong royong,” kata Ghufron saat ditemui di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, ada beberapa keunggulan sistem JKN Indonesia diantaranya terletak pada pembayaran kapitasi berbasis kinerja bagi fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).
Selain itu penilaian kinerja yang dilakukan secara langsung melalui sistem Performance Management Center yang memantau lebih dari 3.000 rumah sakit dan 23 ribu FKTP di seluruh Indonesia demi memastikan pembiayaan kesehatan digunakan efektif dan tepat sasaran.
Baca juga: BPJS Kesehatan gaungkan hidup sehat lewat seni aransemen lagu
“Kita bisa mengetahui kinerja setiap fasilitas kesehatan seperti layanan transportasi daring sekarang, di mana pasien bisa memberi rating langsung, mendaftar layanan mudah,” ujarnya.
Sistem JKN Indonesia tersebut bahkan menurut dia, sedang menjadi perhatian global yang dimana perwakilan dari lembaga pemerintah-swasta China, Inggris, Amerika Serikat, Nigeria mengunjungi BPJS Kesehatan untuk mempelajari bagaimana mekanismenya.
"Dua pekan lalu perwakilan dari Boston mereka terheran-heran lah gimana sistem bisa begitu, orang luar berpikir BPJS Kesehatan itu melebihi pikiran mereka, jadi apa yang dikerjakan oleh kita itu one step a head," kata dia.
Baca juga: Menko PM: Semua harus gotong royong menopang JKN
Baca juga: Ketika solidaritas menjadi penjaga nyawa
Meski demikian, ia berharap pihaknya terus mendapat dukungan lintas kementerian/lembaga termasuk perhatian dari masyarakat penerima manfaat sehingga bisa meningkatkan kualitas layanan jaminan kesehatan menjadi lebih baik lagi.
Baca juga: Dirut BPJS Kesehatan puji kepesertaan Kaltim mencapai 102 persen
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.