Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan kondisi anjir yang terjadi di sejumlah desa dampak cuaca ekstrem yang terjadi sejak Senin (10/2) hingga saat ini telah mulai surut.
"Banjir yang terjadi itu akibat cuaca ekstrem yang terjadi sejak Senin (10/3) hingga Selasa (11/3) atau dua hari dua malam," kata Kepala BPBD Lombok Tengah Ridwan Maruf di Lombok Tengah, Rabu.
Ia mengatakan kondisi banjir yang terjadi di wilayah Desa Kidang, Kecamatan Praya Timur dan Desa Bangket Parak, Kecamatan Pujut, serta Desa Mangkung, Kecamatan Praya Barat, termasuk di beberapa desa lainnya telah surut, sehingga warga yang sempat dievakuasi telah kembali ke rumah masing-masing.
Baca juga: BPBD: Sebanyak 49 KK terdampak cuaca ekstrem di Lombok Tengah
"Jumlah warga yang terdampak bencana alam ini sekitar 400 Kepala Keluarga (KK)," katanya.
Ia mengatakan dampak cuaca ekstrem tersebut tidak ada korban jiwa, namun sejumlah rumah warga mengalami rusak ringan akibat tertimpa pohon, tanah longsor, dan diterjang angin kencang.
"Banjir yang paling parah itu terjadi di Desa Bangket Parak, namun tidak semua warga mau dievakuasi," katanya.
Baca juga: BMKG: Potensi hujan masih tinggi di NTB pada akhir Januari 2025
Ia mengatakan penanganan dampak banjir telah dilakukan dan pihaknya telah menyalurkan bantuan logistik kebutuhan sementara bagi masyarakat, seperti terpal, selimut, makanan siap saji, air bersih, dan kebutuhan lainnya.
"Bantuan logistik telah disalurkan secara bertahap," katanya.
Pihaknya berencana mendirikan posko pengungsian dan dapur umum, namun warga menolak untuk dievakuasi dan mereka memilih bertahan di rumah.
"Dapur umum bisa dibentuk ketika warga mau mengungsi untuk penyaluran makanan," katanya.
Baca juga: Damkartan Lombok Tengah bersihkan lumpur di sekolah terdampak banjir
Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025