Jakarta (ANTARA) - Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) menyiapkan pelatihan vokasi bagi keluarga miskin sebagai langkah menghadapi ancaman gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) dan menekan angka kemiskinan di tanah air.
Kepala BP Taskin Budiman Sudjatmiko di Jakarta, Rabu, mengatakan program pelatihan tersebut kerja sama pemerintah Indonesia dengan lembaga pendidikan dan penyalur tenaga kerja asal Cina, Global New Energy Academy dan perusahaan teknologi Beijing Explore The Unknown Tech Ltd.
“Sasaran utama program ini adalah keluarga dari kategori miskin ekstrem yang selama ini belum memiliki akses pelatihan dan penempatan kerja formal,” kata dia selepas menerima audiensi pimpinan lembaga pendidikan dan penyalur tenaga kerja berasal dari Cina itu.
Ia menilai pemerintah perlu merespons secara serius fenomena PHK yang marak terjadi dalam beberapa bulan terakhir akibat ketidakpastian sosial, politik, dan ekonomi global.
“Banyak tenaga kerja terkena PHK. Kita butuh solusi sistemik. Maka BP Taskin menyiapkan pelatihan vokasi terarah dan penyaluran kerja yang terhubung langsung dengan industri,” ujarnya.
Baca juga: BP Taskin sebut Sekolah Rakyat penting atasi kemiskinan ekstrem
Ia menjelaskan pelatihan vokasi tersebut akan membekali peserta dengan kompetensi yang sesuai kebutuhan pasar kerja domestik maupun global, khususnya di sektor-sektor strategis, seperti energi baru terbarukan, pertanian, kendaraan listrik, panel surya, kereta cepat, layanan kesehatan, serta keterampilan bahasa asing.
“Selama ini banyak investor asing, khususnya dari Tiongkok, membawa tenaga kerja sendiri karena sumber daya manusia kita belum memenuhi standar industri mereka. Dengan kerja sama ini, mereka justru akan melatih tenaga kerja Indonesia agar siap mengisi kebutuhan industri mereka di Indonesia maupun luar negeri,” katanya.
BP Taskin berkomitmen agar program pelatihan bisa segera berjalan tahun ini dengan peserta pelatihan akan benar-benar dipilih dari keluarga miskin dan miskin ekstrem dengan latar belakang pendidikan SMA dan SMK atau sederajat.
Budiman berjanji para peserta tidak akan dilepas ke pasar kerja secara bebas, melainkan akan disalurkan langsung ke perusahaan-perusahaan mitra Beijing Explore The Unknown Tech Ltd yang memiliki jaringan global, khususnya di Tiongkok, Thailand, Inggris, dan Prancis.
“Segera kami tindaklanjuti karena ini bukan investasi biasa, tapi bentuk kerja sama transformatif. Kami akan bekerja sama dengan BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) dan kementerian terkait agar pelatihan ini berkesinambungan dan berdampak luas,” ujar dia.
BP Taskin juga telah meminta pemerintah daerah di wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi, seperti Cirebon, Brebes, Indramayu, dan Kuningan, untuk mulai memetakan dan menyiapkan calon tenaga kerja.
Ia menyebut hingga saat ini sudah ada sekitar 100 perusahaan yang menjalin kerja sama dalam program tersebut dengan estimasi kebutuhan mencapai satu juta tenaga kerja.
“Ini adalah langkah besar untuk menjawab krisis PHK dan kemiskinan ekstrem secara bersamaan. Kita tidak bisa hanya mengandalkan bantuan sosial. Solusinya harus memberdayakan, dengan kerja konkret yang membuka akses kerja bermutu,” katanya.
Baca juga: BP Taskin finalisasi rencana induk pengentasan kemiskinan
Baca juga: KPAI gandeng BP Taskin atasi kekerasan terhadap anak tergolong miskin
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025