BNPT apresiasi Kota Sukabumi sebagai teladan kota toleran di Indonesia

16 hours ago 3
“Kami mengapresiasi jajaran Pemerintah Kota Sukabumi dan seluruh warganya atas capaian sebagai kota toleran. Ini bukti nyata dari sinergi antara pemerintah daerah dan masyarakat,”

Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memberikan apresiasi tinggi terhadap komitmen dan upaya Pemerintah Kota Sukabumi dalam merawat keberagaman dan menjaga kerukunan masyarakat.

Dalam acara Dialog Kebangsaan di Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (12/6), Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayor Jenderal TNI Sudaryanto menyampaikan bahwa kota Sukabumi saat ini menempati peringkat keenam kota paling toleran di Indonesia serta menjadi yang pertama di Jawa Barat, berdasarkan Indeks Kota Toleran (IKT).

“Kami mengapresiasi jajaran Pemerintah Kota Sukabumi dan seluruh warganya atas capaian sebagai kota toleran. Ini bukti nyata dari sinergi antara pemerintah daerah dan masyarakat,” ujar Mayjen TNI Sudaryanto, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

Namun demikian, ia mengingatkan bahwa keberhasilan tersebut tidak boleh membuat masyarakat terlena, karena ancaman radikalisme dan terorisme terus beradaptasi dengan berbagai bentuk baru, sehingga kesadaran kolektif untuk menjaga persatuan dan toleransi harus terus ditumbuhkan.

“Capaian ini harus menjadi motivasi untuk terus bergerak, bukan sekadar diam menikmati status. Kami berharap Sukabumi bisa menjadi inspirasi bagi kota-kota lainnya,” ucap dia.

Dalam pandangan Sudaryanto, dialog lintas tokoh masyarakat seperti Dialog Kebangsaan pun penting, tidak hanya untuk membahas toleransi, tetapi juga memperkuat pemahaman bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan ancaman.

Potensi konflik di negara majemuk seperti Indonesia, sambung dia, bisa muncul jika ada kelompok yang membenarkan kekerasan atas nama agama.

Karena itu, disebutkan bahwa para tokoh agama harus menyuarakan narasi yang membangun dan menjauh dari sikap eksklusif.

Ia juga mengajak para mahasiswa untuk menjadi duta toleransi dan penjaga nilai-nilai kebangsaan. Menurutnya, generasi muda memiliki peran sentral dalam menjaga Indonesia dari bahaya disinformasi dan radikalisasi digital.

Baca juga: BNPT gelar pra-audit sistem pengamanan kegiatan Formula E-Prix Jakarta

Baca juga: BNPT dan PT LRT Jakarta jalin kerja sama penanggulangan terorisme

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi XIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Dewi Asmara menambahkan bahwa penguatan nilai-nilai Pancasila, terutama di kalangan generasi muda, sangat penting dalam menangkal infiltrasi paham ekstrem di era digital.

“Hari ini, radikalisme tidak selalu muncul dalam bentuk kekerasan fisik. Ia bisa menyusup lewat media sosial, lewat narasi pemaksaan kehendak dan intoleransi yang terlihat masuk akal,” ungkap Dewi.

Dewi pun mengingatkan tentang proxy war, yakni bentuk perang asimetris yang bisa terjadi melalui konflik sosial atau ideologis, bahkan dipicu oleh aktor luar negeri. Dalam hal tersebut, masyarakat harus cerdas memilah informasi dan tetap memegang prinsip kebangsaan.

“Jangan hanya hebat dalam retorika tapi kosong dalam substansi. Dialog seperti ini penting agar masyarakat paham bahwa radikalisme bukan khayalan, dan bisa tumbuh dari hal-hal kecil yang sering tak terlihat,” katanya.

Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki menekankan bahwa kemajemukan merupakan kekuatan utama bangsa Indonesia. Dia berpendapat bahwa keberagaman suku, agama, dan budaya telah menjadi bagian dari identitas nasional yang tidak bisa dipisahkan.

“Indonesia bukan negara satu ras, bukan satu agama, tapi kita disatukan oleh nilai-nilai luhur yang membentuk kebersamaan. Ini kekuatan, bukan kelemahan,” ucap Ayep menegaskan dalam kesempatan yang sama.

Ia juga menyinggung upaya Pemerintah Kota dalam mendorong program koperasi nasional sebagai bagian dari Program Strategis Nasional (PSN) yang bisa menjadi alat pemberdayaan masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh berbagai narasi destruktif.

Dialog Kebangsaan bertajuk Pencegahan Paham Radikal Terorisme digelar atas kerja sama BNPT dengan Komisi XIII DPR RI.

Dialog tersebut turut dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dari unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh agama, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat dari kota dan kabupaten Sukabumi.

Dalam sesi dialog, hadir pula tiga narasumber utama, yakni Direktur Pencegahan BNPT Irfan Idris, pengurus Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam PBNU) Najih Arromadloni, serta mitra deradikalisasi BNPT Sofyan Tsauri. Diskusi dipandu oleh Redaktur Pelaksana Pusat Media Damai BNPT Abdul Malik.

Para narasumber menyampaikan bahwa pembangunan narasi damai, penguatan literasi digital, serta sinergi tokoh agama, pendidikan, dan masyarakat sipil merupakan strategi utama dalam melawan radikalisme dan ekstremisme kekerasan.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |