Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat peningkatan laporan kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ketika sejumlah wilayah Indonesia mulai memasuki musim kemarau.
Dalam taklimat daring diikuti dari Jakarta, Senin, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebutkan sampai 14 Juli 2025 terdapat 1.901 kejadian bencana di wilayah Indonesia dengan sebagian besar masih didominasi hidrometeorologi seperti banjir dan cuaca ekstrem.
"Yang paling tinggi kejadian bencananya masih tetap Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Bencana paling sering terjadi banjir dan cuaca ekstrem dan sekarang mulai masuk karhutla," kata Muhari.
Dia menjelaskan, terjadi perbedaan laporan kejadian dari pekan lalu lalu, dengan sebelumnya antara banjir dan bencana hidrometeorologi kering yaitu karhutla jumlah kejadian masih berimbang.
Namun, tren itu mulai bergeser meskipun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan belum semua wilayah memasuki musim kemarau dan jenis kemarau yang terjadi masuk dalam kategori basah.
"Tetapi dari sisi hilir, dari data bencana yang dilaporkan kita sudah melihat bahwa kejadian karhutla saat ini paling banyak dilaporkan ke BNPB," jelasnya.
Dia menyebut bahwa kejadian karhutla mulai banyak dilaporkan di wilayah Sumatera dan Kalimantan, dengan daerah Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan sejumlah titik Sulawesi mengalami bencana hidrometeorologi basah.
"Ini sebenarnya menunjukkan bahwa meski daerah sekeliling di Sumatera dilanda karhutla, tapi tetap ada hujan lokal yang membuat banjir cukup signifikan," katanya.
Data BNPB memperlihatkan 1.124 kejadian banjir terjadi sejauh ini, disusul 392 kejadian cuaca ekstrem, 195 kejadian karhutla, 160 kejadian tanah longsor, 11 kejadian gelombang pasang dan abrasi, delapan kejadian kekeringan, delapan kejadian gempa bumi, dan tiga erupsi gunung berapi.
Baca juga: BNPB: Operasi modifikasi cuaca tekan intensitas hujan Jabodetabek
Baca juga: BNPB laporkan bencana hidrometeorologi dominasi kejadian di awal Juli
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.