BNPB: Banjir Parigi Moutong jadi cerminan ancaman cuaca ekstrem

1 week ago 8

Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai banjir yang merendam ratusan rumah di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah menjadi cerminan ancaman bencana hidrometeorologi dari perubahan pola cuaca ekstrem yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

"Untuk itu pemerintah daerah bersama masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Senin.

Abdul menjelaskan bahwa hujan deras dengan intensitas tinggi pada Minggu (7/9) menyebabkan sungai di wilayah setempat meluap hingga menghambat akses jalan desa dan merendam ratusan rumah warga di Parigi Selatan.

Selain itu sebagaimana data sementara tim reaksi cepat BPBD Parigi Moutong sedikitnya juga ada 129 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak banjir di Desa Kasimbar dan Desa Sendana, Kecamatan Kasimbar.

Baca juga: BNPB: Karhutla melanda Klaten, Sragen, dan Aceh Besar

Secara rinci jumlah korban itu dilaporkan untuk di Desa Kasimbar terdapat 9 KK (6 balita, 13 lansia) di Dusun I dan 70 KK (10 balita, 11 lansia) di Dusun V. Sementara di Desa Sendana, Dusun I terdampak 11 KK (17 balita, 13 lansia), Dusun II sebanyak 9 KK (1 balita, 4 lansia), dan Dusun V sebanyak 30 KK.

BNPB mengonfirmasi bahwa banjir di sejumlah titik itu sudah surut dan saat ini masyarakat mulai membersihkan material sisa banjir di rumah masing-masing. Kejadian ini dinilai menjadi pengingat agar ada langkah mitigasi yang diprioritaskan.

Abdul menegaskan bahwa upaya antisipasi dapat dilakukan dengan memastikan saluran drainase berfungsi optimal, menjaga kebersihan area sungai, serta membangun penampungan air dan tanggul pembatas antara permukiman dengan aliran sungai.

Selain itu, masyarakat juga perlu memeriksa kondisi infrastruktur rumah agar tahan terhadap terpaan banjir serta memangkas pohon rimbun yang berpotensi menimbulkan risiko tambahan saat hujan lebat.

"Dalam mengantisipasi dampak cuaca ekstrem mitigasi bencana berbasis masyarakat menjadi penting," kata dia.

Baca juga: BNPB: Penyebab kebakaran 4 hektare lahan di Semarang masih diselidiki
Baca juga: Kekeringan, BNPB distribusi 15.000 liter air bersih untuk warga Demak

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |