Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebanyak 18 desa di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih terisolir akibat banjir bandang.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa sejumlah belasan desa di Kecamatan Mauponggo itu belum bisa dijangkau dan masih terisolasi akibat terputusnya akses jalan, jaringan listrik dan sinyal komunikasi.
"Tim gabungan pun harus bertarung dengan waktu, dalam kondisi cuaca tak menentu ini mereka masih melangsungkan operasi pencarian terhadap lima orang warga yang hingga kini masih dinyatakan hilang," kata dia.
Baca juga: BNPB: Tiga tewas, empat hilang akibat banjir bandang di Nagekeo
Pusdalops BNPB mengkonfirmasi saat ini sedikitnya ada 30 orang warga korban banjir menempati pos pengungsian yang didirikan petugas di Mauponggo.
Menurut Abdul MUhari, untuk mendukung kebutuhan warga BPBD NTT menyiapkan bantuan logistik meliputi selimut, matras, hygiene kit, peralatan masak, kasur lipat, serta makanan siap saji yang mulai disalurkan melalui jalur laut pada Kamis (11/9) besok.
Sebelumnya dilaporkan banjir bandang yang dipicu cuaca buruk hujan berintensitas sangat deras menerjang di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, pada Senin (8/9).
Baca juga: Pemprov NTT kirim bantuan logistik ke desa terdampak banjir Nagekeo
Sebanyak tiga orang meninggal dunia, dua orang luka-luka, dan empat lainnya hilang dalam pencarian akibat banjir bandang ini.
Selain korban jiwa, banjir bandang juga menyebabkan kerusakan material berupa satu rumah hanyut, dua kantor pemerintahan terdampak, tiga ruas jalan tertutup longsor, dua jembatan rusak, serta lahan sawah, perkebunan, dan ternak yang ikut terendam.
Sebagaimana prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di Nagekeo hingga Kamis (11/9).
Baca juga: Tim SAR cari empat orang hilang akibat banjir bandang di Nagekeo NTT
Baca juga: Rabu, BMKG: Waspada hujan petir, ombak tinggi hingga banjir rob di RI
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.