Bandarlampung (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan hujan es disertai angin di Liwa, Kabupaten Lampung Barat, pada Senin (29/9) karena adanya fenomena awan Cumulonimbus.
"Hujan es terbentuk karena di dalam awan Cumulonimbus terdapat arus naik (updraft) yang sangat kuat, sehingga butiran es kecil di dalam awan terdorong naik-turun berkali-kali," kata Prakirawan BMKG Raden Intan Lampung Yoyok Dewantoro dalam keterangannya di Bandarlampung, Selasa.
Dia menjelaskan bahwa fenomena tersebut akan terjadi selama lima hingga 10 menit pada periode hujan deras yang terjadi di suatu daerah disertai hujan lebat, angin kencang, dan petir.
Baca juga: TNGGP catat fenomena hujan es mungkin terjadi karena penurunan suhu
"Saat bergerak naik turun, butiran es ini membeku berlapis-lapis hingga cukup berat saat jatuh ke permukaan sebagai es," kata Yoyok
Ia meminta kepada masyarakat di Lampung Barat untuk tetap waspada dan mencari informasi terkini terkait fenomena dan cuaca di situs resmi BMKG meski kondisi saat ini sudah berangsur normal.
"Meski kejadian ini cukup singkat, tetapi kami tetap meminta masyarakat waspada dan mencari informasi secara resmi ke BMKG terkait prakiraan cuaca," kata dia.
Baca juga: Bagaimana fenomena hujan es dapat terjadi di negara tropis?
Salah seorang warga di Lampung Barat, Elva mengatakan bahwa hujan es pada Senin sore tersebut disertai angin kencang.
"Selama saya di sini baru kali ini merasakan hujan es di dekat Liwa. Jadi memang saat kejadian itu sedang di rumah dan bunyi di atas keras sekali bikin kaget," kata dia.
Sebagai informasi, fenomena hujan es disertai angin kencang serta lampu padam melanda kawasan Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung, pada Senin (29/9).
Baca juga: Fenomena hujan es guyur sejumlah wilayah di Yogyakarta
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.