Jayapura (ANTARA) - BMKG V Jayapura, Papua, mengingatkan warga setempat dan sekitarnya terkait curah hujan yang cenderung lebih tinggi hingga bulan Maret 2026 mendatang.
"Saat ini angin Monsun Barat sedang aktif, sehingga pasokan uap air ke wilayah utara Papua, termasuk Kota Jayapura, meningkat secara signifikan hingga menyebabkan curah hujan yang cenderung lebih tinggi," kata Prakirawan Meteorologi dan Geofisika BMKG V Jayapura Nurul Puspita kepada ANTARA di Jayapura, Jumat.
Ia menjelaskan data BMKG Wilayah V menunjukkan adanya perubahan pola hujan pada skala lokal yang secara umum akumulasi hujan tahunan Kota Jayapura cenderung menurun dari tahun ke tahun, namun jika ditinjau lebih detail, intensitas hujan per jam justru meningkat.
Di Kota Jayapura, kata dia, hujan berdurasi sangat singkat dengan intensitas tinggi kini lebih sering terjadi, sedangkan hujan berdurasi panjang semakin jarang.
Baca juga: BMKG: 75% wilayah RI masuk musim hujan, warga diminta bijak kelola air
Dengan terjadinya pergeseran tersebut, lanjutnya, memperlihatkan bahwa hujan yang turun bersifat lebih ekstrem atau lebih lebat, lebih cepat, dan lebih berpotensi menimbulkan genangan dan banjir.
Menurutnya, dampak perubahan iklim juga semakin diperburuk oleh kerusakan lingkungan dan deforestasi akibat pembangunan yang tidak terencana, berkurangnya daerah resapan air, hingga sedimentasi sungai membuat tanah kehilangan kemampuan menyerap air.
Akibatnya, kata dia, saat hujan turun deras, air lebih banyak mengalir di permukaan dan memicu banjir yang disebabkan terjadinya penyempitan ruang hijau dan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang membuat risiko banjir semakin tinggi.
"BMKG terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi peringatan dini secara berkala," kata Nurul Puspita.
Baca juga: BMKG prakirakan Aceh masih berpotensi diguyur hujan
Baca juga: BMKG: Waspada gangguan operasional Pelabuha Merak akibat supermoon
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































