BKSDA Maluku amankan empat ekor satwa dilindungi dari warga

3 months ago 5
Langkah ini merupakan bagian dari upaya konservasi dan perlindungan keanekaragaman hayati di Maluku

Ambon (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku berhasil mengamankan sebanyak empat ekor satwa liar dilindungi dari warga Negeri Laha, Kecamatan Teluk Ambon.

“Satwa-satwa tersebut diamankan melalui pendekatan persuasif dan edukatif oleh Tim Smart Patrol BKSDA Maluku dalam kegiatan patroli di wilayah setempat,” kata Polisi Kehutanan (Polhut) BKSDA Maluku Arga Christyan, di Ambon, Senin.

Ia mengatakan warga yang sebelumnya memelihara satwa itu menyerahkannya secara sukarela setelah diberikan pemahaman terkait status perlindungan hewan-hewan tersebut.

Baca juga: BKSDA Maluku amankan burung kakaktua maluku dari peredaran ilegal

Keempat satwa yang diselamatkan yakni kakak tua jambul kuning (Cacatua sulphurea), kasturi Ternate (Lorius garrulus), kasturi tengkuk ungu (Lorius domicella), dan nuri kepala hitam (Lorius lory). Keempat jenis burung tersebut merupakan spesies endemik Maluku yang termasuk dalam daftar satwa dilindungi.

“Langkah ini merupakan bagian dari upaya konservasi dan perlindungan keanekaragaman hayati di Maluku,” ujarnya.

Selanjutnya, keempat satwa tersebut telah ditempatkan di Pusat Konservasi Satwa Kepulauan Maluku untuk proses perawatan dan rehabilitasi sebelum kemungkinan dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya.

Langkah kecil ini dinilai sangat berarti dalam menjaga kelestarian fauna langka dan mendorong kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan satwa liar.

Baca juga: BKSDA Maluku terima 8 ekor kakaktua hasil translokasi dari Sulsel

Selain melakukan patroli, BKSDA Maluku juga secara aktif menggelar sosialisasi ke berbagai komunitas lokal untuk memperkuat pemahaman masyarakat terkait peran mereka dalam konservasi satwa. Edukasi ini dinilai efektif dalam mengurangi praktik pemeliharaan satwa dilindungi secara ilegal.

BKSDA Maluku mengapresiasi sikap kooperatif warga Negeri Laha yang bersedia menyerahkan satwa secara sukarela. Ia menyebut kerja sama seperti ini penting untuk menciptakan sinergi antara masyarakat dan lembaga konservasi.

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya bahwa, Barangsiapa dengan Sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi (Pasal 21 ayat (2) huruf a), diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp100 juta (Pasal 40 ayat (2)).

Baca juga: BKSDA Maluku amankan tiga opsetan rusa saat pengawasan arus balik

Pewarta: Winda Herman
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |