Jakarta (ANTARA) - Dewan Pakar Bidang Gizi Badan Gizi Nasional (BGN) Ikeu Tanziha mengatakan, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat membentuk budaya baru tentang makan sehat, baik di lingkungan sekolah maupun keluarga untuk masyarakat Indonesia yang lebih produktif.
"Kita tidak bisa hanya fokus pada distribusi makanan, tetapi harus membangun ekosistem yang sehat dilihat dari sisi permintaan maupun suplai. Dari sisi permintaan, kita akan mendorong kesadaran dan perilaku konsumen, sehingga masyarakat ada kesadaran untuk mengkonsumsi makanan sehat," kata Ikeu saat menyampaikan progres pelaksanaan Program MBG secara daring di Jakarta, Minggu.
Ikeu menegaskan, melalui program MBG, BGN mendorong seluruh penerima manfaat baik peserta didik, ibu hamil, dan ibu menyusui untuk mampu memahami prinsip gizi seimbang sesuai dengan karakter individu dan kondisi psikologis mereka.
"Sehingga mereka memahami betul berapa asupan gizi yang harus mereka konsumsi baik dari sisi kalori, vitamin, mineral, maupun protein. Kemudian mereka bisa menginternalisasi pola makan sehat itu, termasuk pemenuhan kebutuhan gizi mereka," ujar dia.
Melalui MBG, masyarakat diharapkan mampu mengimplementasikan budaya makan sehat dengan 20-30 persen angka kecukupan gizi (AKG) untuk sarapan, dan 30-35 persen AKG untuk makan siang seperti yang telah diberikan BGN kepada peserta didik, ibu hamil dan ibu menyusui.
Baca juga: BGN: Penerima MBG hampir 7 juta orang per pekan pertama Juli 2025
BGN juga mendorong penerima manfaat, khususnya anak-anak, untuk mengenali visualisasi porsi makan yang seimbang agar anak bisa mempelajari secara langsung dari makanan yang diterima setiap hari di sekolah.
"Dari situ bisa kelihatan berbagai sumber zat gizi yang mereka konsumsi setiap hari, juga berbagai porsi atau komposisi zat gizi yang mereka konsumsi setiap hari," ucapnya.
Menurutnya, satu hal yang juga penting dari edukasi gizi melalui MBG adalah memastikan lingkungan di sekitar penerima manfaat dapat mendukung terbangunnya konsumsi makanan yang sehat.
Ikeu mencontohkan lingkungan sekolah, yang harus bisa menjamin ketersediaan makanan sehat, juga membangun kolaborasi dengan pedagang sekitar untuk penyediaan makanan yang sesuai standar kesehatan dan keamanan pangan.
Baca juga: BGN sebut MBG jadi motor penggerak ekonomi
Baca juga: Mendukbangga: MBG untuk ibu hamil hingga balita satu-satunya di dunia
"Kami menyadari pelaksanaan di lapangan masih menghadapi sejumlah tantangan. Pertama, kapasitas guru yang menyampaikan edukasi masih beragam, demikian juga di lingkungan sekolah, pedagang sekitar masih banyak yang belum memahami prinsip gizi dan keamanan pangan," tuturnya.
Oleh karena itu, BGN berkolaborasi dengan sejumlah kementerian/lembaga serta organisasi kemasyarakatan untuk menyusun menu edukasi yang dapat diakses oleh berbagai pihak.
"BGN juga telah menyusun menu edukasi yang dapat diakses oleh berbagai pihak yang memerlukan. Selain itu, juga menyusun modul dan melakukan penelitian untuk meningkatkan kapasitas (guru, orang tua, maupun masyarakat) dalam mengedukasi, khususnya untuk anak-anak di sekolah," kata Ikeu.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.