Berharap magis Istora Senayan menyala kembali

3 months ago 69

Jakarta (ANTARA) - Mulai hari ini, sorotan dunia bulu tangkis kembali tertuju ke Jakarta. Turnamen BWF World Tour Super 1000 Kapal Api Indonesia Open 2025 resmi bergulir di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada 3–8 Juni.

Turnamen ini bukan hanya menjadi salah satu yang paling bergengsi di kalender bulu tangkis dunia, tetapi juga dikenal memiliki atmosfer paling "mengintimidasi" bagi para pemain asing.

Bukan tanpa alasan. Sejak dahulu, Istora dikenal punya "daya magis" yang membuat lawan-lawan seolah bertanding bukan hanya melawan pemain Indonesia, tetapi juga melawan ribuan suporter fanatik yang mengubah arena menjadi lautan semangat.

Setiap teriakan “Indonesia! Indonesia!” bergema seperti genderang perang yang mengguncang mental. Sorak-sorai, hentakan kaki, dan nyanyian dukungan menjadi senjata tak kasatmata yang mampu meruntuhkan kepercayaan diri pemain lawan, bahkan sebelum shuttlecock pertama dipukul.

Suasana di dalam Istora begitu bergelora. Fanatisme penonton, aura kebanggaan nasional, dan atmosfer kompetitif yang begitu kuat telah menciptakan pengalaman yang membekas bagi siapa pun yang pernah bertanding di dalamnya.

Legenda-legenda dunia seperti Lin Dan, Lee Chong Wei, hingga Peter Gade pernah mengakui, bermain di Istora adalah salah satu pengalaman paling menantang sekaligus mengesankan dalam karier mereka.

Sementara bagi pemain Indonesia, Istora adalah rumah. Di sinilah nama-nama besar seperti Taufik Hidayat, Susi Susanti, hingga pasangan ganda legendaris Ricky Subagja/Rexy Mainaky mengukir kejayaan.

Namun, kejayaan itu sempat memudar. Atmosfer Istora itu memang tetap membara, namun yel yel penonton justru berbalik menjadi beban.

Ekspektasi tinggi publik membuat pemain kerap tampil tegang. Kali terakhir Indonesia berjaya terjadi saat ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo juara pada edisi 2021. Setelah itu, dominasi justru berpindah ke tangan negara lain.

Baca juga: Tuan rumah kerahkan 21 wakil pada Indonesia Open 2025

Misalnya tahun lalu, pemain China mendominasi dengan merebut empat dari lima gelar. Penonton tuan rumah harus menyaksikan Shi Yuqi (tunggal putra), Chen Yufei (tunggal putri), Liang Weikeng/Wang Chang (ganda putra), dan Jiang Zhenbang/Wei Yaxin (ganda campuran) mengangkat trofi.

Satu-satunya gelar yang lolos dari tangan China adalah sektor ganda putri, yang dimenangi pasangan Korea Selatan Baek Ha-na/Lee So-hee.

21 wakil

Kali ini, asa tuan rumah ada pada 21 wakil yang tampil. Dari jumlah itu, hanya lima pasangan yang menyandang status unggulan.

Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |