Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa lulusan Universitas Sebelas Maret Surakarta Jiemy Ardian menjelaskan bahwa aktivitas membaca merupakan salah satu bentuk terapi kejiwaan yang disebut biblioterapi.
Namun, dr Jiemy Ardian Sp.KJ juga menekankan bahwa membaca buku memiliki perbedaan dengan aktivitas membaca di media sosial dalam sebuah acara literasi di Jakarta, Kamis.
"Membaca buku, apalagi buku fisik, melatih otak untuk fokus dan berpikir secara mendalam, sementara di medsos memberikan stimulasi instan untuk segera menggulir (scrolling) yang justru membuat otak menjadi "malas" dan mudah terdistraksi dalam bacaan," kata Jiemy.
Baca juga: 7 manfaat baca buku, jaga kesehatan hingga emosional
Menurut dia, fenomena itu bisa disebabkan oleh desain konten vertikal di media sosial yang sangat cepat dan adiktif.
Pengguna media sosial menjadi terbiasa dengan konten yang langsung "to the point".
Kalau dalam dua detik tidak menarik, konten bisa langsung diganti. Artinya batas konsentrasi terhadap bacaan (attention span) semakin menipis karena pergeseran kebiasaan membaca.
Baca juga: Tips menumbuhkan minat membaca di era digital
Akibatnya orang menjadi lebih tidak sabar saat membaca karena otak telah dilatih untuk konsumsi konten bacaan yang instan.
Namun membaca buku melatih imajinasi pembaca, sebuah aspek yang kurang terpenuhi dalam konsumsi konten visual yang sudah jadi dalam aktivitas "scrolling" media sosial.
Di tengah dominasi media sosial, meluangkan waktu untuk membaca buku bukan hanya sekadar hobi, melainkan investasi krusial untuk menjaga kesehatan mental dan kognitif.
Baca juga: Ini alasan mengapa orang sukses punya kebiasaan baca buku
Membaca buku dapat menjadi penyeimbang yang vital agar pembaca tidak menjadi individu yang reaktif, tidak sabar, dan kehilangan kemampuan untuk berpikir secara mendalam.
Dalam kesempatan itu Jiemy mengatakan bahan bacaan tidak harus selalu yang berat-berat.
"Saya percaya itu dan saya bicara pada konteks yang sangat luas, termasuk buku-buku yang ada di sebelah One Punch Man, One Piece saya baru tahu One Punch Man yang dia bersama Flashy Flash (nama karakter komik) ternyata ada dicetak ya, saya akan beli habis ini," kata Jiemy.
Baca juga: Psikolog ungkap segudang manfaat psikologis dari keterampilan literasi
Baca juga: Berwisata pustaka sarana membangun manusia bermakna
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.