Becak listrik ringankan Cipto setelah empat dekade mengayuh becak

1 hour ago 2

Blora (ANTARA) - Perkembangan teknologi membawa angin segar bagi para pengemudi becak lanjut usia, salah satunya hadirnya becak listrik sebagai solusi untuk meringankan beban kerja mereka yang selama puluhan tahun mengandalkan kekuatan kaki demi mencari nafkah.

Becak listrik memungkinkan pengemudi menjalankan kendaraan cukup dengan memutar tuas kecepatan, tanpa perlu mengayuh. Selama daya baterai tersedia, becak dapat melaju membawa penumpang beserta barang bawaannya, sehingga tenaga fisik tidak lagi terkuras, seperti saat menggunakan becak manual.

Kemudahan tersebut berawal dari kepedulian Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Saat berkunjung ke Yogyakarta, presiden masih mendapati pengemudi becak berusia lanjut, bahkan hingga 70 tahun, yang harus mengayuh becak secara manual, demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Berangkat dari keprihatinan itu, Presiden Prabowo, melalui Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (GSN), menyalurkan bantuan becak listrik kepada para pengemudi becak manual berusia lanjut. Yayasan GSN merupakan lembaga sosial yang didirikan Prabowo Subianto, sebelum menjabat sebagai presiden, dengan tujuan membantu masyarakat kecil yang belum sepenuhnya terjangkau program pemerintah.

Penyaluran bantuan ini melibatkan kolaborasi berbagai pihak, di antaranya Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) yang berperan sebagai fasilitator koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan mitra pelaksana, agar bantuan tepat sasaran dan berkelanjutan.

Salah satu penerima bantuan becak listrik tersebut, Cipto (73), warga Balun Sawahan, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Sejak 1982, Cipto menggantungkan hidupnya sebagai tukang becak manual, dengan mengandalkan kekuatan kedua kakinya.

Selama lebih dari empat dekade, becak menjadi sandaran hidup Cipto untuk menghidupi keluarga. Meski banyak rekan seprofesinya memodifikasi becak menjadi becak motor (bentor), Cipto memilih bertahan dengan becak manual karena keterbatasan biaya serta larangan operasional di jalan raya.

Setiap hari, Cipto memulai aktivitasnya sejak pukul 07.30 WIB, hingga sekitar pukul 11.00 WIB. Rutenya tak jauh dari kawasan Pasar Induk Cepu, mengantar pedagang, pembeli, hingga warga yang membawa barang belanjaan. Di usia senja, ia tetap setia menyusuri jalanan Kota Cepu dengan penuh kesabaran.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |