Jakarta (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) berkolaborasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberdayakan mustahik atau para penerima zakat lewat program ZChicken dan ZCoffee.
"Selama ini kami terus menyalurkan apa yang kami peroleh, termasuk melalui MUI, tidak hanya ZCoffee dan ZChicken, tetapi yang lain-lain juga cukup banyak, tetapi kali ini kita coba untuk membantu ZCoffee dan ZChicken, untuk sementara ini baru 20 dan 25, serta 20 (gerobak) untuk ZChicken dan 25 (kedai) untuk ZCoffee," kata Ketua Baznas RI Noor Achmad di Jakarta, Selasa.
Noor menjelaskan konsep ZChicken yakni menjual ayam goreng yang tak kalah dengan produk-produk dari luar negeri, dalam grup-grup kecil. Sedangkan ZCoffee berupa kedai-kedai kopi ala generasi Z (gen Z) yang dapat dimanfaatkan oleh muda-mudi untuk nongkrong sambil tetap produktif bekerja maupun belajar dengan fasilitas internet yang memadai.
Baca juga: Baznas dan Kemenko PMK bekerja sama berdayakan perempuan prasejahtera
"ZChicken itu rasanya insyaallah lebih enak (dari produk-produk ayam goreng dari luar negeri), tetapi harganya lebih terjangkau, hanya separuh dari produk fried chicken lainnya. Sedangkan ZCoffee itu kita juga ingin menyaingi kafe-kafe yang ada sekarang ini, harganya lebih murah dan insyaallah minumannya juga sangat lezat, dengan begitu kita bisa memberikan bantuan itu kepada masyarakat untuk usaha," ujar dia.
Ia juga mengemukakan program tersebut menjadi salah satu upaya Baznas untuk menjadikan para mustahik menjadi muzakki, atau orang-orang yang mampu berzakat karena sudah termasuk ke dalam masyarakat dengan tingkat perekonomian yang lebih baik.
"Berdasarkan laporan-laporan yang sudah kami terima, ada sekitar 540 ribu orang yang sudah kita bantu dan alhamdulillah sebagian besar mereka itu paling tidak sekarang sudah bisa berinfak, sudah bisa bersedekah. Ini harapan kami di tahun ini, akan lebih banyak lagi mereka-mereka yang kita bantu untuk bisa menjadi muzakki," ucapnya.
Baca juga: Baznas tingkatkan taraf hidup nelayan melalui "Senyum Teluk Jakarta"
Sementara itu, Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan menyampaikan bahwa program kolaborasi ini termasuk salah satu upaya untuk meningkatkan status para mustahik menjadi muzakki, sekaligus menjamin bahwa zakat yang disalurkan oleh para muzakki sampai di tangan yang tepat dan memberdayakan masyarakat.
"Ini adalah bagian dari upaya kita untuk memanfaatkan zakat, sebagaimana yang kita tahu bahwa zakat ini adalah milik para mustahik, tetapi diharapkan mereka tidak terus-menerus menerima zakat, jadi dari sini akan tumbuh dan berkembang, berubah dari mustahik menjadi muzakki," ucap Amirsyah.
Namun, menurutnya, program ini juga perlu terus dikuatkan melalui literasi, sosialisasi, dan edukasi kepada masyarakat agar benar-benar memberikan manfaat bagi mereka yang membutuhkan.
"Tentu ini membutuhkan penguatan dari sisi literasi, sosialisasi, edukasi kepada penerima manfaat zakat, sekaligus bagaimana agar ini memberikan efek domino kepada masyarakat secara umum, yaitu menimbulkan kepercayaan kepada para muzakki untuk terus mengembangkan zakatnya di Indonesia," tuturnya.
Baca juga: MUI serukan Indonesia jadi wasit perdamaian atas konflik Iran-Israel
Baca juga: LPPOM MUI: Tindak tegas restoran yang sembunyikan info produk nonhalal
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.