Bapeten temukan beberapa titik lain tercemar zat radioaktif di Serang

1 week ago 9

Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) menemukan sejumlah lokasi lain yang tercemar zat radioaktif, menyusul temuan pencemaran bahan radioaktif Cesium-137 di sekitar Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten.

Dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Selasa, Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten Ishak menyebutkan lokasi baru yang ditemukan terletak tidak berjauhan dari lokasi temuan awal.

"Bapeten telah melakukan monitoring radioaktivitas lingkungan hingga radius lima kilometer. Dan berdasarkan hasil monitoring, ditemukan beberapa lokasi lain yang menunjukkan paparan radiasi yang cukup tinggi," katanya.

Ishak menyebut Bapeten bersama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) melakukan penanganan sementara dengan memasang tali pembatas di lokasi-lokasi tersebut.

Ia juga menuturkan pihaknya bersama Polri dan KLH juga tengah mendalami penyebab kontaminasi zat radioaktif di wilayah Kawasan Industri Modern Cikande.

"Berdasar indikasi awal, ada dugaan bahwa kontaminasi disebabkan karena lepasan ke udara dari proses peleburan logam di industri peleburan logam yang ada di daerah tersebut," ujarnya.

Namun demikian, hingga kini pendalaman terhadap kasus tersebut masih dilakukan untuk menemukan penyebab pasti terjadinya cemaran radioaktif di lokasi kejadian.

Dalam upaya penanggulangan, Ishak mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah menyiapkan skema pemeriksaan kesehatan untuk warga terdampak.

"Bersama Kemenkes, BRIN, RS Fatmawati, Bapeten juga tengah mempersiapkan mekanisme pemeriksaan kesehatan untuk warga terdampak," ucap Ishak.

Sebelumnya, Direktur Inspeksi Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif Bapeten Zulkarnain menjelaskan bahwa Cesium-137 adalah zat radioaktif buatan yang tidak mungkin ditemukan di alam dan biasa dimanfaatkan untuk keperluan industri, seperti alat ukur kepadatan dan aliran.

"Cesium-137 termasuk kategori radiasi pengion yang mampu memberikan dampak biologi pada kesehatan manusia. Dalam jangka panjang, tentu saja ini juga sangat berbahaya," jelasnya.

Menurut dia, material radioaktif tersebut ditemukan di lapak warga yang tidak menyadari bahaya Cesium-137, di mana warga mengambil barang bekas yang terlihat seperti pasir atau batu untuk kemudian digunakan sebagai fondasi bangunan.

"Tim lapangan sudah melakukan penyisiran area sampai radius 20 meter, mengambil sampel, dan melakukan pengukuran. Kami menemukan tambahan lokasi dengan paparan radiasi cukup tinggi," tutur Zulkarnain.

Baca juga: Asosiasi memastikan udang Indonesia penuhi standar dan aman

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |