Banyumas (ANTARA) - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto bersama Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melepas ekspor gula semut/gula kelapa kristal sebanyak 18,5 ton dari Desa Langgongsari, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, ke Hungaria.
"Alhamdulillah hari ini (1/5) kita datang ke Desa Langgongsari, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, bersama Pak Mendag (Budi Santoso) dan Pak Wamendes (Ahmad Riza Patria) juga anggota Komisi V DPR RI Pak Yanuar (Yanuar Arif Wibowo), kita melepas ekspor gula semut (gula kelapa kristal) dari desa ini melalui BUMDes, kita akan lepas sebanyak 18,5 ton gula semut ke Hungaria dengan nilai sebesar 35.000 dolar AS," kata Mendes PDT Yandri Susanto usai pelepasan ekspor gula kelapa kristal di Desa Langgongsari, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Kamis.
Menurut dia, hal itu berarti kerja sama Kementerian Desa dan PDT dengan Kementerian Perdagangan mengenai upaya menciptakan desa-desa ekspor di Indonesia yang telah ditandatangani beberapa bulan lalu dengan dukungan penuh Komisi V DPR RI sudah mulai menampakkan hasil.
Ia mengatakan, pihaknya akan terus memperkuat kerja sama tersebut, sehingga dengan slogan "Bangun Desa Bangun Indonesia" dan angka pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, desa-desa bisa menyumbang pertumbuhan ekonomi hingga 3 persen, salah satunya melalui desa ekspor.
"Jadi, kita terima kasih kepada Pak Bupati (Banyumas) Pak Sadewo dan camat, kepala desa, kemudian semua unsur BUMDes, mohon kiranya terus dijaga kualitas, mutunya dijaga, sehingga bukan hanya membawa nama Desa Langgongsari, tetapi sejatinya ekspor ini membawa nama baik bangsa Indonesia," katanya.
Apalagi, kata dia, Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono menyatakan bahwa 90 persen kebutuhan gula kelapa kristal di dunia dipasok dari Indonesia, sedangkan 80 persen produksi gula kelapa kristal di Indonesia berasal dari Banyumas dan sekitarnya.
"Artinya, ini menjadi tulang punggung negeri ini untuk ekspor gula semut," katanya menegaskan.
Lebih lanjut, Mendes menginginkan adanya regenerasi penderes nira kelapa karena jika generasi muda tidak mau menjadi penderes, hal itu akan menghambat keberlangsungan industri gula kelapa kristal.
Oleh karena itu, kata dia, perlu adanya semacam peningkatan sumber daya manusia dan budi daya kelapa genjah untuk menggantikan tanaman kelapa konvensional yang batang pohonnya terlalu tinggi, sehingga sangat berisiko bagi penderes ketika jatuh.
"Jadi, nanti kita akan cari format yang terbaik, sehingga kelapa genjah itu menjadi lebih masif, kemudian tadi juga Pak Bupati perlu laboratorium tentang mutu dari hasil penyadapan (penderesan, red.) sebelum diekspor, sehingga tidak ada lagi persoalan-persoalan di tingkat kualitas," katanya.
Yandri mengatakan hal itu berarti negara atau banyak pihak harus hadir di desa untuk memastikan produk-produk desa tersebut benar-benar bisa bermanfaat.
Sementara itu, Mendag Budi Santoso mengatakan pelepasan ekspor gula kelapa kristal tersebut merupakan realisasi kerja sama antara Kemendag dan Kemendes PDT, berupa program Desa Ekspor.
"Kami sudah mengidentifikasi sekitar 700 lebih desa yang siap ekspor, kemudian sekitar 1.500 desa yang belum siap ekspor. Programnya beda-beda," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, bagi desa yang sudah siap ekspor, pihaknya ada program berupa UMKM Bisa Ekspor.
Menurut dia, pihaknya akan memasukkan program tersebut dan selanjutnya dipertemukan dengan 33 kantor perwakilan Indonesia di luar negeri.
"Jadi, kita itu dari Januari sampai April sudah ada transaksi sekitar 51 juta dolar Amerika Serikat, sekitar Rp850 miliar. Ini harapan kami dan juga Pak Mendes, desa-desa yang siap ekspor tadi akan men-support kita, jadi target kita tahun ini 7,1 persen," katanya menjelaskan.
Mendag mengatakan, target peningkatan ekspor sebesar 7,1 persen pada 2025 itu sebenarnya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
Selain pelepasan gula kelapa kristal, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatangan perjanjian kerja sama antara Sekretariat Jenderal Kemendag dan Gerakan Pemuda (GP) Ansor tentang Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Promosi dan Kemitraan Usaha Bagi Pelaku Usaha yang dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kemendag Isy Karim dan Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin dengan disaksikan Mendag Budi Santoso.
Selain itu, penandatanganan kesepahaman bersama antara Kemendes PDT dan GP Ansor tentang Sinergi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat di Desa dan Daerah Tertinggal yang dilakukan oleh Mendes PDT Yandri Susanto dan Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin.
Baca juga: Bupati Banyumas ajak eksportir dukung pengembangan industri gula semut
Baca juga: Kemenperin jadikan Bumisari Purbalingga proyek percontohan desa devisa
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025