Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi menekankan pentingnya upaya-upaya penguatan perlindungan perempuan dan anak, mengingat peran perempuan dan anak sebagai motor penggerak pembangunan bangsa.
"Perempuan dan anak tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga penentu arah kemajuan di berbagai sektor, utamanya pembangunan sumber daya manusia. Untuk itu, dibutuhkan ukuran yang jelas dalam menilai kesenjangan pembangunan, salah satunya melalui Indeks Pembangunan Gender (IPG), Indeks Ketimpangan Gender (IKG), dan Indeks Perlindungan Anak (IPA)," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Hal itu disampaikannya dalam pertemuan bersama stakeholders pemerhati perempuan dan anak di Provinsi Sulawesi Tengah.
Ia menyampaikan capaian IPG Sulawesi Tengah tercatat 92,89, sementara Kabupaten Banggai masih 91,73.
Sementara IKG Kabupaten Banggai berada di angka 0,450, sedikit lebih baik dibanding capaian provinsi sebesar 0,461. Indeks ini menjadi tolok ukur penting dalam menilai kesetaraan dan partisipasi perempuan di berbagai bidang.
Dalam hal pembangunan perlindungan anak, Kabupaten Banggai mencatat IPA sebesar 61,30. Angka tersebut lebih tinggi dibanding sejumlah kabupaten lain di Sulawesi Tengah, meski masih di bawah capaian Kabupaten Morowali sebesar 61,82 dan rata-rata nasional.
Selain itu, berdasarkan Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA) tahun 2024, tercatat 13 anak korban kekerasan dan sembilan perempuan korban kekerasan di Kabupaten Banggai. Jumlah ini termasuk yang terendah di provinsi.
"Namun, rendahnya angka ini tidak menutup kemungkinan adanya fenomena gunung es, di mana banyak kasus belum dilaporkan," kata Menteri Arifatul Choiri Fauzi.
Baca juga: Menteri Arifah: Kolaborasi lintas sektor untuk perempuan dan anak Papua Selatan
Baca juga: Menteri Arifah temui tiga anak korban kekerasan seksual di Banggai
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.